بسم الله الرحمن الرحيم
Diam dari kebenaran adalah syaithan bisu
➖➖➖➖➖
Pertanyaan
Saya mendengar kalo diam dari kebenaran adalah setan bisu apakah ini benar?
Jawaban
👉Iya ini dikatakan oleh sebagian salaf,bukan hadits dari nabi shollallohu alaihi wa sallam, hanya saja ini perkataan sebagian ulama, sebagian mereka berkata diam dari kebenaran adalah syaithan bisu, dan berbicara dengan kebatilan adalah syaithan yang berbicara, maka orang yang berbicara kebatilan dan menyeru kepada kebatilan,ini dari kalangan syaithan yang berbicara.
👉Dan orang yang mendiamkan dalam keadaan ia mampu dan ia tidak menyeru kepada kebaikan dan tidak melarang dari kemungkaran dan ia tidak merubah apa yang wajib di rubah ,ia diam saja dalam keadaan ia mampu berbicara dengan kebenaran maka ia adalah syaithan bisu, syaithan dari kalangan manusia.
👉Yakni Dikarenakan kewajiban seorang yang beriman mengingkari kebatilan dan menyeru kepada kebaikan, dan apabila ia mampu perkara ini wajib atasnya.
👉Sebagaimana perkataan Allohu ta'ala :
وَلْتَكُنْ مِنْكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
Maka hendaklah ada diantara kalian yang menyeru kepada kebaikan dan memerintahkan kepada yang ma'ruf dan melarang dari perbuatan mungkar, dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.
(Qs. Ali Imran 104)
👉Dan berkata Alloh subhanahu :
Dan mukmin dan mukminah sebagian mereka adalah penolong sebagian yang lain, senantiasa memerintahkan perkara ma'ruf dan melarang perkara yang mungkar.
(Qs. At-Taubah 71).
👉Dan Nabi shollallohu 'alaihi wasallam berkata:
(إن الناس إذا راوا المنكر فلم يغيروه أوشك أن يعمهم الله بعقابه)
"Sesungguhnya manusia apabila melihat kemungkaran kemudian tidak mengubahnya tidak lama Allah akan meratakan mereka dengan hukumanNya.
👉Dan beliau 'alaihis sholatu was salam bersabda:
من رأى منكم منكرا فليغيره بيده فإن لم يستطع فبلسانه فإن لم يستطع فبقلبه وذلك أضعف الإيمان
Barangsiapa diantara kamu yang melihat kemungkaran, hendaklah ia merubah dengan tangannya , Jika ia tidak mampu, maka hendaklah ia merubah dengan lisahnya ,Dan jika tidak mampu, maka hendaklah ia merubah dengan hatinya Dan yg demikian itu adalah selemah-lemah Iman”. (Diriwayatkan oleh Imam Muslim, dalam shohihnya).
👉Jadi hadits ini menjelaskan bagi kita kewajiban mengingkari kemungkaran sesuai dengan kemampuan, tartibnya dengan tangan kemudian lisan kemudian hati.
👉Maka siapa yang diam dari mengingkari kemungkaran sementara ia mampu tidak ada yang menghalanginya (untuk mengingkari kemungkaran)
Inilah dia syaithan bisu.
➖➖➖➖➖➖➖
🌐http://t.me/Assunnah_takalar
📒Sumber:
http://www.binbaz.org.sa/mat/18316)
📖Di Terjemah Abu Mush'ab Ahmad Makassar غفر الله له و والديه.
Makassar 3 Muharrom 1439
✏️Telah dikoreksi dan Di Murojaah Ustadz Abu 'Abdirrahman shiddiq Hafidzhohumallooh