Fawaid_SyaikhMuhammadMaane:
بسم الله الرحمن الرحيم
KHUTBAH JUM'AT
EDISI REVISI
🔈ASY-SYAIKH AL-WAALID ABU IBROHIM MUHAMMAD BIN MAANI' AL-'ANSIY حفظه الله تعالى
📩AL-KITAB ADALAH AL-QUR'AN DAN AL-HIKMAH ADALAH AS-SUNAH KEDUANYA MERUPAKAN WAHYU DARI ALLOH AZZA WA JALLA.
➖➖➖➖➖➖
KHUTBAH PERTAMA
إن الحمد لله نحمده ونستعينه من يهده الله فلا مضل له ومن يضلل فلا هادي له وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له وأشهد أن محمدا عبده ورسوله.
Sesungguhnya segala pujian hanya milik Allah, kita memujiNya meminta tolong padaNya, barang siapa yang Allah beri petunjuk padanya maka tak ada yang bisa menyesatkannya, dan barang siapa yang Allah sesatkan maka tidak ada pemberi petunjuk padanya.
Dan Aku bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Allah dan Aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba sekaligus utusanNya.
يٰٓأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِۦ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُّسْلِمُونَ. [آل عمران: ١٠٢].
"Wahai orang-orang yang beriman.! Bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya dan janganlah sekali-kali kalian meninggal kecuali dalam keadaan beragama islam."
[QS. Ali 'Imran: 102].
رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَآءً ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِى تَسَآءَلُونَ بِهِۦ وَالْأَرْحَامَ ۚ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا. [النساء: ١].
Wahai segenap manusia.! Bertakwalah kepada Robb kalian yang telah menciptakan kalian dari diri yang satu (Adam), dan (Dia) menciptakan pasangannya (Hawa) dari (diri)nya; dan dari keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak, serta bertakwalah kepada Allah yang dengan nama-Nya kamu saling meminta dan (peliharalah) hubungan kekeluargaan. Sesungguhnya Allah terhadap kalian Maha Mengawasi ".
[QS. An Nisa': 1].
يٰٓأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمٰلَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ ۗ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُۥ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا. [الأحزاب: ٧٠-٧١].
Wahai orang-orang yang beriman.! Bertakwalah kepada Allah dan ucapkanlah perkataan yang benar, niscaya Allah akan memperbaiki perbuatanmu dan mengampuni dosa-dosamu. Dan barang siapa mentaati Allah dan Rasul-Nya, maka sungguh dia telah beruntung dengan keberuntungan yang agung."
[QS. Al Ahzab: 70-71].
أما بعد؛ فإن خير الحديث كتاب الله وخير الهدي هدي محمد صلى الله عليه وعلى آله وسلم وشر الأمور محدثاتها وكل بدعة ضلالة.
Selanjutnya:
karena sesungguhnya sebaik-baik perkataan adalah Kitabullah serta sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad -Shollalahu 'Alaihi WaSallam- dan seburuk-buruk perkara adalah perkara yang diada-adakan, dan seluruh perkara bid'ah merupakan kesesatan.
عباد الله..!
لا يَخفَى عَلَى مُسلِم مَكَانَة السنة النبوية
Wahai Hamba-hamba Allah..!
Tidak tersamarkan bagi seorang muslim tentang kedudukan Sunnah Nabawi.
فالدين هو الكتاب والسنة وقد بعث الله سبحانه وتعالى نبيه بهما ليُخْرِجَ النّاسَ مِن ظُلمَات الشِّركِ وَالبِدعِ والمَعاصِي إلَى نُورِ التَّوْحِيد والسُّنَّةِ وَالطَّاعَات
Maka agama adalah Al Kitab dan Sunnah, Sungguh Allah -Subhanahu WaTa'ala- telah mengutus NabiNya dengan keduanya untuk mengeluarkan umat manusia dari kegelapan kesyirikan, kebidahan serta kemakasiatan menuju cahaya tauhid, sunnah dan ketaatan.
يَقُوْلُ اللّٰهُ عَزَّ وَجَلَّ فِي كِتَابِهِ الكَرِيْمِ:
{ لَقَدْ مَنَّ اللَّهُ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ إِذْ بَعَثَ فِيهِمْ رَسُولًا مِّنْ أَنْفُسِهِمْ يَتْلُوا عَلَيْهِمْ ءَايٰتِهِۦ وَيُزَكِّيهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتٰبَ وَالْحِكْمَةَ وَإِنْ كَانُوا مِنْ قَبْلُ لَفِى ضَلٰلٍ مُّبِينٍ }. [آل عمران: ١٦٤].
Allah -'Azza Wa Jalla- berkata dalam Al Qur'an yang mulia:
"Sungguh Allah telah memberi karunia kepada orang-orang yang beriman ketika (Dia) mengutus diantara mereka seorang rasul dari golongan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayatNya, membersihkan (jiwa) mereka,dan mengajarkan kepada mereka Al-Kitab dan Al-Hikmah, meskipun sebelum (kedatangan Nabi) itu, mereka adalah benar-benar dalam kesesatan yang nyata". [QS. Ali Imron: 164].
ومَحَلُّ الشَّاهِد من هَذِهِ الآية { ويُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ والحِكْمَة },
الْكِتَابُ: هُوَ القُرْآنُ العَظِيْم وَالْحِكْمَةُ: هِيَ السُّنَّةُ النَّبَوِيَةُ وَكلاهُمَا وَحْيٌ مِنْ عِندِ اللّٰهِ عَزَّ وَجَلَّ
Inti pokok dari ayat ini adalah: (mengajarkan kepada mereka Al Kitab dan Al Hikmah), Al Kitab adalah Al Qur'an dan Al Hikmah adalah As Sunnah Nabawiyah, dan keduanya adalah wahyu dari sisi Allah -'Azza WaJalla-.
كَمَا قَالَ اللّٰهُ عَزَّ وَجَلَّ عَن السُّنَّةِ
{ وَمَا يَنطِقُ عَنِ ٱلْهَوَىٰٓ إِنْ هُوَ إِلَّا وَحْىٌ يُوحَىٰ }. [النجم: ٣-٤].
Sebagaimana Allah -'Azza WaJalla- telah berkata tentang sunnah:
"Dan bukanlah dia berucap menurut keinginannya, tidak lain itu adalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya)".
[QS. An Najm: 3-4]
فَبَيَّنَ رَبُّنَا سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى أَنَّ السُّنَّةَ وَحْيٌ كَالقُرْآن
وَفِي ذَلِكَ دَلِيلٌ على أَنَّ مَنْ لَمْ يُؤْمِن بِالسُّنَّةِ لَمْ يُؤْمِن بِالقُرْآنتتعالى وَمَن لَم يُصَّدِّق بِالسُّنَّةِ لَم يُصَّدِّق بِالقُرْآن.
Maka Robb kita -Subhanahu WaTa'ala- menjelaskan bahwa sunnah adalah wahyu sama seperti Al Qur'an, oleh karena itu dalam hal ini terdapat landasan hukum bahwa siapa yang tidak mengimani As Sunnah maka ia tidak mengimani Al Qur'an dan barang siapa yang tidak membenarkan As Sunnah maka ia tidak membenarkan Al Qur'an.
رَوَى الإِمَامُ الدَّارِمِي فِي السُّنَنِ: عن حَسّان بن عطية الشَّامِي التَّابعِ الشَّهِيْر -رحمة الله تعالى عليه- أَنَّهُ قَالَ"كَانَ جِبْرِيلُ يَنْزِلُ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِالسُّنَّةِ كَمَا يَنزِلُ عَلَيْهِ بِالقُرْآنِ".
Imam Ad-Darimy telah meriwayatkan dalam sunannya: Berkata Hassan Bin Athiyyah Asy Syaami termasuk tabi'in yang terkenal: "Dahulunya Jibril menurunkan Sunnah kepada Nabi -Shollalahu 'Alaihi WaSallam- sebagaimana menurunkan kepada Beliau Al Qur'an".
فَكلَاهُمَا وَحْيٌ مِنْ عِنْدِ اللّٰهِ تَبَارَكَ وَتَعَالَى
Maka keduanya merupakan wahyu dari sisi Allah -Tabaraka WaTa'ala-.
ثَبَتَ فِي مُسْندِ الإمَامِ أحْمَدَ وَغَيرِهِ أَنَّ النَّبِيَ صَلَّى اللّٰهُ وَعَلَى آلِهِ وَسَلَّم قَالَ ((اَلَا وإِنِّي أُوْتِيتُ الكِتَاب وَمِثلَهُ مَعَه)).
اَلَا وإِنِّي أُوْتِيتُ الكِتَابَ يعني: القرآن وَمِثلَهُ مَعَه
Telah datang dalam Musnad Imam Ahmad dan selainnya bahwa Nabi -Shollalahu 'Alaihi WaSallam- berkata: "Ketahuilah bahwa
telah diberikan kepadaku Al-Kitab (Al Qur'an) dan semisal bersamanya".
قَالَ العُلَمَاء مَعنَاهُ: أَنَّ اللَّهَ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى أَعطَاهُ شَيْئا آخَرَ مِن الوَحْيِ وَهُوَ السُّنَّة الَّتِيْ تُفَسِّرُ القُرْآن وَتُبَيِّنُنَ معانيه.
Para Ulama berkata: maknanya; "Bahwa Allah -Subhanahu WaTa'ala- memberikan sesuatu yang lain dari wahyu (Al Qur'an), yaitu As Sunnah yang menafsirkan Al Qur'an dan menerangkan makna-makna nya.
كَمَا قَالَ رَبُّنَا سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى
{ وأَنزَلْنَا إِلَيْكَ الذِّكْرَ لِتُبَيِّنَ لِلنَّاسِ مَا نُزِّلَ إِلَيْهِمْ وَلَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُونَ }. [النحل: ٤٤].
Sebagaimana Robb kami -Subhanahu WaTa'ala- telah berkata:
"Dan Kami turunkan Ad Dzikr (As Sunnah) kepadamu, agar engkau menerangkan kepada manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka (Al Qur'an) dan agar mereka memikirkan."
[QS. An Nahl: 44]
قَالَ أَبُو العَبَّاسِ ابْنُ تَيمِيَّةِ -رَحِمَهُ اللّٰهُ تَعَالَى- كَمَا فِي مَجْمُوعِ الفَتَاوَى: "فَعَلَيكَ بِالسُّنَّةِ فَإِنَّهَا شَارِحَةٌ لِلقُرآنِ وَمُوَضَّحَةٌ لَهُ".
Berkata Abul Abbas Ibnu Taimiyah sebagaimana dalam "majmu'ul fataawaa":
"Wajib bagi engkau berpegang teguh dengan As-Sunnah karena ia sebagai pentafsir bagi Al Qur'an sekaligus penjelas baginya".
فَعَلَيْكَ بِالسُّنَّةِ يَعْنِي يَا أََيُّهَا المُسْلِم الَّذِي يُرِيدُ اَنْ يَفهَمَ القُرْآن وَأَنْ يَفهَمَ كِتَابَ اللّٰهِ عَزَّ وَجَلَّ فَعَلَيْكَ بِالسُّنَّةِ فَإِنَّهَا شَارِحَةٌ لِلْقُرْآنِ وَمُوَضِّحَةٌ لَهُ
Maka dari itu wajib bagi engkau (berpegang teguh) dengan As-Sunnah, yaitu; Wahai seorang muslim bagi siapa yang ingin memahami Al Qur'an dan memahami Kitabullah -'Azza WaJalla- maka wajib atas engkau (berpegang teguh) dengan As Sunnah karena sungguh ia sebagai pentafsir Al Qur'an sekaligus penjelas baginya.
وَثَبَتَ فِيْ المُسْنَدِ كَذَلِك مِنْ حَدِيثْ عَبْدِ اللّٰهِ بنُ عَمْرو رَضِيَ اللّٰهُ عَنهُمَا أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم قالَ لَه ((اُكْتُبْ فَوَالَّذِي نَفسِي بِيَدِهِ مَا خَرَجَ مِنهُ إلَّا حَقٌّ)).
وَأَشَارَ إلَى فِيه أَي أَشَارَ إِلَى فَمِهِ عَلَيْهِ الصَّلَاةُ وَالسّلَام.
اُكتُب أَي مَا تَسمَعَ مِنِّي من الأحَادِيثِ كُلِّهَا فَوَالَّذِي نَفسِي بِيَدِهِ مَا خَرَجَ مِنهُ إلَّا حق
Dan juga telah datang dalam musnad Imam Ahmad dari hadits Abdullah Bin 'Amr -semoga Allah meridhoinya- bahwa Nabi -Shollalahu 'Alaihi WaSallam- berkata kepadanya :
"Tulislah..! demi Dzat yang jiwaku berada di tangannya tidaklah keluar darinya melainkan kebenaran".
Dan Beliau mengisyaratkan ke mulutnya.
Yaitu; Beliau menunjuk ke arah mulut Beliau.
(Tulislah) maksudnya; apa yang engkau dengar dari perkataanku seluruhnya -demi Dzat yang jiwaku berada ditanganNya- tidaklah yang keluar darinya melainkan kebenaran.
وَهَذَا يَدُلُّ على أَنَّ مَا جَاءَ بِهِ النَبِيُّ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم فَهُوَ حَقٌ لَا شَكَّ فِيهِ وَلَا رَيب وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللّٰهِ.
Dan ini menunjukkan bahwa apa yang Nabi -Shollalahu 'Alaihi WaSallam- bawa maka itu adalah kebenaran tidak ada keraguan padanya.
Dan tiada daya melainkan dari Allah.
KHUTBAH KEDUA
الحَمْدُ لِلّٰه وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللّٰه وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدا عَبدُهُ وَرَسُولُهُ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيهِ وَعَلَى آلِهِ وَسَلَّمَ تَسلِيمًا كَثِيرا أَمَّا بَعدُ:
وَإذَا تَقَرَّرَ أَنَّ السُّنَّةَ وَحْيٌ مِن عِندِ اللّٰهِ كَالقُرْآنِ فَيَجِبُ الإِيمَانُ بِهَا وَالتَّصدِيقُ بِأَخبَارِهَا وَالعَمَلُ بِأَحْكَامِهَا مَتَى ثَبَتَت عَنْ رَسُولِ اللّٰهِ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم يَجِبُ الإِيمَانُ بِهَا وَالتَّصدِيقُ بِأَخبَارِهَا وَالعَمَلُ بِأَحْكَامِهَا مَتَى ثَبَتَت عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم
Dan apabila telah tetap bahwa sunnah adalah wahyu dari Allah seperti halnya al-qur'an maka wajib beriman dengannya membenarkan kabar²nya, beramal dengan hukum²nya, selama telah tetap dari Nabi shallallahu alaihi wa sallam.
وَفِي ذَلِكَ يَقُولُ رَبُّنَا عَزَّ وَجَلَّ:
{ وَمَآ ءَاتَىٰكُمُ ٱلرَّسُولُ فَخُذُوهُ وَمَا نَهَىٰكُمْ عَنْهُ فَٱنتَهُوا۟ ۚ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ ۖ
إِنَّ ٱللَّهَ شَدِيدُ ٱلْعِقَابِ }
[الحشر: ٧].
Pada demikian itulah Robb kami azza wa jalla berkata:
"Apa-apa yang Rasul datang kepadamu, maka terimalah. Dan apa ia melarang kamu darinya, maka tinggalkanlah.
Dan bertakwalah kepada Allah.
Sesungguhnya Allah amat keras hukumannya.
Qs.Al-Hasyr ;7
وَقَد أَمَرَ اللّٰهُ سُبحَانَهُ وَتَعَالَى بِتَعَلُّمِ السُّنَّةِ وَمُدَارَسَتِهَا وَتَفهُّمِهَا كَكِتَابِ اللّٰهِ عَزَّ وَجَلَّ
قَالَ اللّٰهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى فِي كِتَابِهِ الكَرِيْمِ:
{ وَٱذْكُرْنَ مَا يُتْلَىٰ فِى بُيُوتِكُنَّ مِنْ ءَايَٰتِ ٱللَّهِ وَٱلْحِكْمَةِ }.
Dan sungguh Allah subhanahu wa taala telah memerintahkan untuk mempelajari dan mengkaji as sunnah serta memahaminya seperti memahami Kitabullah azza wa jalla,
Allah berkata dalam kitabnya yang mulia
(al ahzab 34)
"Dan ingatlah apa yang dibacakan di rumahmu berupa ayat-ayat Allah
dan hikmah (sunnah nabimu).
قَالَ قَتَادَةُ بن دعامة -رَحِمَهُ اللّٰه-: "الحِكْمَةُ هِيَ السُّنَّةُ".
وَإِذَا ثَبَتَت السُّنَّةِ عَنِ النَّبِي صَلَّى اللّٰهُ عَلَيهِ وَسَلَّم فَلَا يَجُوز لِأَحَدٍ رَدُّهَا
Qotadah Ibnu Di'amah rahimahullah ta'ala berkata:
"Al-hikmah adalah As-Sunnah"
maka apabila telah tetap bahwa as sunnah itu dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam maka tidak boleh bagi seorangpun menolaknya.
إِنَّمَا هُوَ الإِيْمَانُ وَالتَّسلِيمُ وَالإِنقِيَادُ لِحُكْمِ رَسُولِ اللّٰهِ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيهِ وَسَلَّم وَهَدِيه
Yang wajib atasnya adalah beriman dan berserah diri dan tunduk dengan hukum Rosulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan petunjuknya.
وَفِي المَدْخَل لِلبَيهَقِي
وَمَعْرِفَةِ عُلُومِ الحَدِيثِ لأَبِي عَبدِ اللّٰه الْحَاكِم عَن أيُّوب بن أَبِي تَمِيمَة السِّخْتِيَانِي -رَحمَةُ اللّٰهِ تعَالَى عَلَيهِ- إمامُ أَهلِ البَصرَة فِي زَمَانِهِ قَالَ: "إِذَا حدّثتَ الرَّجُلَ بِالسُّنَّةِ فَقَال دعنا مِن هذا وَحَدِّثنَا مِن القُرآنِ فَاعْلَم أَنَّهُ ضَالٌ مُضل".
Dan di sebutkan dalam kitab Al Madkhal karya Imam Al-Baihaqiy rahimahullah dan di "Ma'rifati 'Ulumul Hadits karya Abu Abdillah Al Hakim; dari Ayyub bin Abi Tamimah As-Sikhtiyani rahmatullah ta'ala 'alaihi- Imam Ahli Bashrah di zamannya, beliau berkata:
"jika engkau menyampaikan kepada seseorg sebuah sunnah kemudian dia mengatakan jangan engkau sampaikan kepadaku dari ini (as sunnah),sampaikanlah kepadaku dari al qur'an saja, maka ketahuilah orang tersebut adalah orang yang sesat menyesatkan.
قَالَ اللّٰهُ جَلَّ وَعَلَا فِي كِتَابِه الكَرِيمِ:
{ فَلَا وَرَبِّكَ لَا يُؤْمِنُونَ حَتَّىٰ يُحَكِّمُوكَ فِيمَا شَجَرَ بَيْنَهُمْ ثُمَّ لَا يَجِدُوا فِي أَنفُسِهِمْ حَرَجًا مِّمَّا قَضَيْتَ وَيُسَلِّمُوا تَسْلِيمًا }. النساء: ٦٥
Allah jalla wa 'ala berkata dalam Kitab-Nya yang Mulia:
"Maka demi Robbmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu sebagai hakim terhadap perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa dalam hati mereka suatu keberatan terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya.
Qs.An-nisa 65
فَنَفَى اللّٰهُ تبارك وَتَعَالَى الإيمان عمن لَم يَنفَذ وَيَحْتَكِم وَيَتَمَسَّكْ بِهَدِي رَسُولِ اللّٰهِ صَلَّى اللّٰهُِ عَلَيهِ وَعَلَى آلِهِ وَسَلَّم
Maka Allah tabarak wa ta'ala (dalam ayat tersebut) menafikan keimanan seseorang yang enggan melaksanakan dan menjadikan nabi shallallahu alaihi wa sallam sebagai hakim, dan berpegang teguh dengan petunjuk Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam
وَقَالَ اللّٰهُ سُبْحَانَهُ:
{ فَلْيَحْذَرِ ٱلَّذِينَ يُخَالِفُونَ عَنْ أَمْرِهِۦٓ أَن تُصِيبَهُمْ فِتْنَةٌ أَوْ يُصِيبَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ }
[النور: ٦٣].
Dan Allah subhanahu berkata:
Maka hendaklah orang-orang yang menyalahi perintah Rasul takut akan ditimpa cobaan atau ditimpa azab yang pedih.
Qs.An-nuur 63
قَالَ الحَافِظْ ابنُ كَثِيرٍ: "فَتُعرَضُ الأَقوَال وَالأَفعَال والمُعْتَقَدَاتْ عَلَى أَقوَالِهِ وَأَفْعَالِهِ وَمُعتَقَدَاتِهِ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيهِ وَسَلَّم فَمَا وَافقَ ذَلِكَ مِنها قُبِل ومَا خَالَفَ ذلك رُدَّ
Al Hafidz Ibnu Katsir berkata:
segala ucapan, perbuatan, dan keyakinan di ukur dengan ucapan, perbuatan dan keyakinan Nabi shollalahu alaihi wa sallam maka mana yang mencocokinya diterima dan yang menyelisihinya ditolak.
وَفِي صَّحِيْحِ البُخَار فِي كِتَابِ التَفسِير قَالَ الإمَامُ الزُّهرِي التَابِعي الجَلِيل -رَحمَةُ اللّٰهِ عَلَيهِ-: "مِنَ اللّٰهِ الرِّسَالَةِ وَعَلَى الرَّسُولِ البَلَاغِ وَعَلَينَا التَّسْلِيْمِ".
Dan dalam shohih al- Bukhori pada kitab tafsir berkata Al-Imam Az-Zuhri tabi'in yang mulia semoga rahmat Allah atasnya:
"Risalah berasal dari Allah dan wajib atas rosul menyampaikannya dan wajib atas kita untuk berserah diri dalam menerima risalah tersebut."
{ يَٰٓأَيُّهَا ٱلرَّسُولُ بَلِّغْ مَآ أُنزِلَ إِلَيْكَ مِن رَّبِّكَ ۖ وَإِن لَّمْ تَفْعَلْ فَمَا بَلَّغْتَ رِسَالَتَهُۥ }.
[المائدة: ٦٧].
Hai Rosul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Robbmu.
Dan jika tidak kamu kerjakan (apa yang diperintahkan itu, berarti) kamu tidak menyampaikan amanat-Nya.
Qs.Al-Maidah 67
فِي الصَّحِيحَينِ مِن طَرِيقِ مَسرُوقِ بن الأجدع قَالَ قََالَت عَائِشَةُ اُمَّ المُؤمِنِين رضي الله عنها: "مَن حَدَّثَكُم أَنَّ مُحَمَّدا صَلَى اللّٰهُ عليه وسلم كتم شيئا مِمَّا أُمِرَ بتبليغه فقد أعظم على الله الفرية".
أي فقد أعظم على الله الكذب
Di shahihain dari jalur Masruq bin Ajda' beliau berkata, Aisyah ummul mukminin radhiyallahu 'anha berkata:
barangsiapa yang mengkhabarkan kepada kalian bahwa rosululloh menyembunyikan sesuatu dari apa yang beliau diperintahkan untuk menyampaikannya, maka sungguh orang tersebut telah melakukan kedustaan yang sangat besar atas Allah.
yaitu dia telah melakukan kedustaan besar atas Allah.
وهو يَتلُو قَولَ الله:
{ يَٰٓأَيُّهَا ٱلرَّسُولُ بَلِّغْ مَآ أُنزِلَ إِلَيْكَ مِن رَّبِّكَ ۖ }. [المائدة: ٦٧].
Dan beliau membacakan perkataan Allah :
Hai Rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Robbmu.
Dan jika kamu tidak kerjakan (apa yang diperintahkan itu, berarti) kamu tidak menyampaikan amanat-Nya.
Qs.Al-Maidah 67
وقَبلَ هَذَا وَذَاكَ يَقُوْلُ نَبِيُّنَا عَلَيهِ الصَّلَاةُ وَ السَّلَام كَمَا فِي الصَّحِيحَينِ مِن حَدِيثِ أَنَس (فَمَن رَغِبَ عَنْ سُنَّةِ فَلَيسَ مِنِّي).
Dan sebelum ini dan itu, nabi kita alaihi ash sholatu was salam berkata sebagaimana di shahihain
dari hadits Anas,
"Maka barangsiapa yang benci kepada sunnahku maka dia bukanlah dari golonganku."
أي مَن ترك طَرِيقَتِي وَأَخَذَ بِطَرِيقَةِ غَيرِي سَوَاءٌ أخَذَ بِطَرِيقَةِ الخَوَارِج اَو المُعتَزِلَة أَو الجَهمِيَة أَوْ المُتَصَوِّفَةِ المُحَرِّفَةِ أَوْ الشِّيعَةِ اَوْ غَيرِهِمْ، قَالَ (فَلَيْسَ مِنِّي),
لَيسَ مِنِّي لَأنَّه خَالَفَ هَدِيَّهُ وسُنّته وَطَرِيقَته وَرَغِبَ عَنْهَا وَلَا يَرْغَبُ عَن ذَلِكَ إلَا مَن أضله اللّٰهُ عَزَّ وَجَلَّ
Yakni siapa yang meninggalkan metodeku dan menempuh jalan selainku sama saja ia mengambil jalan khawarij, atau mu'tazilah, atau jahmiyah, atau jalan penganut sufiyah,atau jalan syi'ah atau selainnya, beliau berkata: "maka ia bukanlah golonganku", bukan golonganku karna dia menyelisihi petunjuknya, sunnahnya, jalannya, dan membencinya, dan tidak ada yang membenci perkara itu melainkan siapa yang Alloh azza wa jalla sesatkan.
فالسنةَ السُّنَّةَ عِبَادَ اللّٰه تَمَسَّكُوا بِهَا وَعضوا عَلَيهَا بِالنَّوَاجِذ حَتَّى تَلقَوا رَبَّكُم فَإنَّ السُّنَّةَ عَزِيزَةٌ جِدًّا قلّ مَن يَتَمَسَّكُ بِهَا كَمَا يَنبَغِي وَقلّ مَن يَتَّبِعُهَا كَمَا يَنْبَغِي
Maka tetapilah assunnah tetapilah assunnah wahai hamba² Alloh, berpegang teguh lah dengannya, dan gigitlah ia dengan gigi geraham hingga kalian bertemu dengan Robb kalian,karena sungguh assunnah itu sangatlah mulia jarang yang berpegang teguh dengannya sebagaimana mestinya dan jarang yang mengikutinya sebagaimana mestinya.
ولهذا قَالَ الإِمَامُ الحَسَن البَصَرِي -رَحِمَهُ اللّٰه تَعَالَى-: "تَرَفقوا يَا أَهلَ السُّنَّةِ فإنَّكُم مِن أقَلِّ النَّاسِ".
Oleh karena itu Al-Imam Hasan Al-Bashri rahimahullah ta'ala berkata:
"bersikap lemah lembutlah wahai ahlussunnah karena sesungguhnya kalian termasuk minoritas.
وَقَالَ الإِمَامُ سُفيَانَ الثَّورِي -رَحمَةُ اللّٰهِ عَلَيهِ-: "اِسْتَوصُوْا بِأَهْلِ السُّنَّةِ خَيرا فَإنَّهُم غُرَبَاء".
Dan berkata Al-Imam Sufyan ats-Tsauri -rahmatullah 'alaihi-:
"Berbuat baiklah kepada ahlussunnah karna mereka adalah orang yang asing."
أَي اعرفوا لَهُم مَنزِلَتهُم وقَدرَهُم أَيُهَا المُسْلِيْمُوْن فَإنَّهُم قِلَّةٌ فَي النَّاسِ فَهُمُ الَّذِينَ أَحيَا اللَّهُ بِهم السُّنَن وأَمَاتَ بِهِمَ البِدَع وأحْيَا اللّٰهُ بِهِمَ التَّوحِيدِ وَأَمَاتَ بِهِم الشِّرِك وَأَحْيَا اللّٰهُ بهم عَقَائِد السَّلَف وَأَمَاتَ بِهِمَ عَقَائِدَ ضَالَّةَ مُنحَرِفَة
Yakni kenalilah manzilah dan kedudukan mereka, wahai kaum muslimun karena sesungguhnya mereka itu golongan manusia yang sedikit, sungguh dengan merekalah Alloh menghidupkan sunnah dan mematikan bid'ah², dan Allah menghidupkan dengan perantara mereka At tauhid dan mematikan dengan perantara mereka kesyirikan, dengan mereka Alloh menghidupkan aqidah salaf dan mematikan aqidah yang sesat lagi menyimpang.
وَأَخِيرًا تَنَبَّهُوْا إِلَى أَمرٍ مُهِمَّ:
Dan yang terakhir perhatianlah akan satu perkara penting:
ذَكَرَ الإمَام أبُوْ شَامَةُ فِيْ "البَاعِثِ عَلَى اِنْكَارِ البِدْعِ وَالحَوَادِثِ" أنَّ أَولَ بِدْعَةٍ حَدَثَتْ فِي الإِسْلَامِ يَعْنِي مِنْ البِدْعِ العَمَلِيَةِ: تَرْكُ التَّبْكِيرِ إِلَى الجُمَعَةِ
Al-Imam Abu Syaamah telah menyebutkan dalam kitab "al baa'its 'alaa ingkaril bid'ah wal hawaadits", bahwa bid'ah yang pertama kali terjadi dalam islam (yaitu bid'ah amaliyah) adalah meninggalkan bersegera menghadiri sholat jum'at.
وذَكَرَ أَنَّ السَّلَف رِضْوَانُ اللّٰهِ عَلَيهِم مِنَ القُرُوْنِ المَشْهُوْدِ لَهَا بِالْخَيْرِيَةِ كَانُوْا يُرَونَ بَعْدَ صَلَاةِ الفَجرِ وَهُم فِي طُرُقِ وَسِكَكِ المَدِينَة يَتَّجِهُونَ إلَى مَسْجِدِ رَسُولِ اللّٰهِ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيهِ وَسَلَّم وَيَحْمِلُونَ مَعَهُم السُّرُجْ مَا زَالَ الظّـلَام وَهُمْ مَعَ ذَلِك يَتَّجِهُونَ إِلَى مَسْجِدِ رَسُولِ اللّٰهِ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم لِحُضُورِ صَلَاةِ الجُمْعَة أَينَ نَحْنُ مِن السَّلَفِ الصَّالِح...؟؟
Dan Beliau menyebutkan bahwa salaf (orang sholih terdahulu) -semoga Allah meridhoi mereka- pada generasi yang telah di persaksikan kebaikan atasnya, adalah mereka terlihat setelah sholat fajar mereka berada di jalan-jalan dan gang-gang kota madinah mereka menuju ke masjid Rosulullah -shollallohu alaihi wa sallam- mereka membawa pelita dalam keadaan masih gelap, meskipun demikian mereka tetap menuju ke masjid Rosululloh -shollallohu alaihi wa sallam- untuk menghadiri sholat jum'at.
Lantas di manakah keadaan kita sekarang di bandingkan para Salafus Sholih..???!!!.
رُبَّمَا يَأتِي أَحَدُهُم وَقَدْ صَعِدَ الإِمَامَ المِنبَر وَطَوَتِ المَلَائِكَةُ الصُّحُف فَلَا يُكْتَبُ مَعَ الَّذِينَ حَضَرُوا لِسَمَاعِ الذِّكْرِ،
Terkadang salah seorang dari mereka (orang belakangan) datang menghadiri jum'at padahal Khotib telah naik keatas mimbar maka malaikatpun telah menutup lembaran catatannya dan orang tersebut tidak tercatat sebagai orang yang menghadiri jum'at.
فَيَنْبَغِي أَنْ نَحْذَر مِن مُخَالَفَةِ هَدِي رَسُولِ اللّٰهِ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيهِ وَسَلَّم وَأَنْ نَحْذَر مِن الوُقُوعِ فِي هَذِهِ البِدْعَة وَقَد وَقَعَ فِيهَا كَثِيرٌ مِنَ النَّاسِ.
Maka sepantasnya kita waspada dari menyelisihi petunjuk Rosululloh -shollallohu alaihi wa sallam- dan waspada pula untuk terjatuh dalam kebid'ahan ini dan sungguh banyak manusia yang terjatuh padanya.
فَقَدْ ذَكَرَ الإِمَام أبُو شَامَة وَغَيْرُهُ أَنَّ هَذِهِ قَد انْدَثَرَت أَيْ التَّبْكِيرِ إلَى الجُمْعَةِ بَعدَ الفَجرِ، هَذِهِ سُنَّة قَدْ أُمِيتَتْ بَعدَ القُرُوْنِ الثَّلَاثَة وَلَم يَبْقَ مَن يُحيِهَا إلَّا مَنْ رَحِمَ اللّٰهُ عَزَّ وَجَلَّ.
Dan Al-Imam Abu Syaamah dan selainnya telah menyebutkan bahwa sungguh perkara ini telah punah yakni: bersegera menghadiri (sholat) jum'at setelah sholat fajar, dan sungguh sunnah ini telah dimatikan (ditiadakan) setelah tiga generasi (terdahulu) dan tidak tersisa dari orang-orang yang masih menghidupkannya melainkan siapa yang Alloh azza wa jalla rahmati.
وكُلُّ خَيرٍ فِي اتِّبَاعِ مَنْ سَلَف وكُلُّ شَرٍ فِي ابْتِدَاعِ مَن خَلَف وخَيرُ الأُمُورِ السَّالفَاتُ عَلَى الهُدَى وَ شَرَّ أمُورِ المُحدَثَات البَدَائعُ والْحَمدُ لِلّٰهِ رَبِّ العَالَمِيْن.
Dan semua kebaikan adalah mengikuti para salaf (orang sholih terdahulu) dan seluruh kejelekan adalah pada perkara yang di ada-adakan oleh kholaf (orang belakangan selain salaf), dan sebaik-baik perkara yang mulia adalah yang berada di atas petunjuk dan seburuk-buruk perkara adalah perkara baru yang di ada-adakan.
Walhamdul lillahi Robbil 'Alaamiin.
✍Di transkrip dan di terjemahkan oleh Abu Mush'ab Ahmad at-Takalariy غفر الله له و والديه ولجميع المسلمين
✍Dikoreksi oleh Al-Ustadz Abu Abdirrahman Shiddiq Al-Bughisiy dan
Al-Ustadz Abu Sulaim Sulaiman al-Ambooniy حفظهما الله
Takalar,Jum'at 2 Robiul Awwal 1433 Hijriyah - 8/10/2021
📡http://T.me/Fawaid_SyaikhMuhammadMaane