UTAMA

8.10.21

KHUTBAH JUM'AT : TAUHID TIDAK AKAN TERWUJUD MELAINKAN DENGAN DUA PERKARA

 Fawaid_SyaikhMuhammadMaane:

بسم الله الرحمن الرحيم 


🔈KHUTBAH JUM'AT

ASY SYAIKH ABU IBROHIM MUHAMMAD BIN MAANI' AL 'ANSIY حفظه الله تعالى


📩TAUHID TIDAK AKAN TERWUJUD MELAINKAN DENGAN DUA PERKARA

➖➖➖➖➖➖


👉🏻KHUTBAH PERTAMA

إن الحمد لله نحمده ونستعينه من يهده الله فلا مضل له ومن يضلل فلا هادي له وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له وأشهد أن محمدا عبده ورسوله.


Sesungguhnya segala pujian hanya milik Allah, kita memujiNya meminta tolong padaNya, barang siapa yang Allah beri petunjuk padanya maka tak ada yang bisa menyesatkannya, dan barang siapa yang Allah sesatkan maka tidak ada pemberi petunjuk padanya.

Dan Aku bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Allah dan Aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba sekaligus utusanNya.


يٰٓأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِۦ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُّسْلِمُونَ.

 

Wahai orang-orang yang beriman.! Bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya dan janganlah sekali-kali kalian meninggal kecuali dalam keadaan beragama islam."


يٰٓأَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِى خَلَقَكُمْ مِّنْ نَّفْسٍ وٰحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَآءً  ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِى تَسَآءَلُونَ بِهِۦ وَالْأَرْحَامَ  ۚ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا. 


Wahai segenap manusia.! Bertakwalah kepada Robb kalian yang telah menciptakan kalian dari diri yang satu (Adam), dan (Dia) menciptakan pasangannya (Hawa) dari (diri)nya; dan dari keduanya Allah mengembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak, serta bertakwalah kepada Allah yang dengan nama-Nya kamu saling meminta dan (peliharalah) hubungan kekeluargaan. Sesungguhnya Allah terhadap kalian Maha Mengawasi ".


يٰٓأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمٰلَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ  ۗ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُۥ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا. 


Wahai orang-orang yang beriman.! Bertakwalah kepada Allah dan ucapkanlah perkataan yang benar, niscaya Allah akan memperbaiki perbuatanmu dan mengampuni dosa-dosamu. Dan barang siapa mentaati Allah dan Rasul-Nya, maka sungguh dia telah beruntung dengan keberuntungan yang agung."


أما بعد:

فإن خير الحديث كتاب الله وخير الهدي هدي محمد صلى الله عليه وعلى آله وسلم وشر الأمور محدثاتها وكل بدعة ضلالة.


Adapun setelahnya:

karena sesungguhnya sebaik-baik perkataan adalah Kitabullah serta sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad -Shollalahu 'Alaihi WaSallam- dan seburuk-buruk perkara adalah perkara yang diada-adakan,dan seluruh perkara bid'ah merupakan kesesatan.


أَيُّهَا المُسلِمُونَ عِبَادَ اللّٰه إِعلَمُوا أَنَّ اللّٰهَ سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى خَلَقْنَا لِعِبَادَتِهِ وَتَوْحِيدِهِ وَطَاعَتِهِ 


Wahai sekalian kaum muslimin hamba² Alloh, ketahuilah bahwasanya Alloh subhanahu wa ta'ala menciptakan kita untuk beribadah kepadaNya, mentuhidkanNya dan mentaatiNya.


كَمَا قَالَ جَل في علاه:


Sebagaimana Alloh jalla fi 'ulaah berkata:


{وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ }


Dan tidaklah aku menciptakan jin dan manusia melainkan untuk beribadah kepadaKu


وَقَالَ سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى


Dan Alloh subhanahu wa ta'ala mengatakan


{ يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ ٱعْبُدُوا۟ رَبَّكُمُ ٱلَّذِى خَلَقَكُمْ وَٱلَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ}


Wahai sekalian manusia beribadahlah kalian kepada robb kalian yang telah menciptakan kalian dan orang² sebelum kalian agar kalian bertakwa.


قال الإمام السمعاني رحمه الله تعالى في تفسيره: 


berkata Al-Imam as Sam'ani rohimahulloh ta'ala dalam tafsirnya:


{يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ ٱعْبُدُوا۟ رَبَّكُمُ} قال وحِّدُوا ربَّكم ٱلَّذِى خَلَقَكُمْ


{Wahai sekalian manusia beribadahlah kalian kepada Robb kalian} 

beliau berkata: tauhidkanlah Robb kalian yang telah menciptakan kalian.


ٱعْبُدُوا۟ رَبَّكُمُ ٱلَّذِى خَلَقَكُمْ قال وحِّدُوا ربَّكُم ٱلَّذِى خَلَقَكُمْ 


{Beribadahlah kalian kepada Robb kalian} beliau berkata tauhidkanlah Robb kalian yang telah menciptakan kalian.


ولا شك أنَّ أَعْظَمَ عِبَادَة وَ أَجَلَّ عِبَادَة تَوحِيدُ اللّٰهِ عَزَّ وَجَلَّ

Dan tidak di ragukan lagi bahwa ibadah yang paling agung dan ibadah yang paling mulia adalah mentauhidkan Alloh azza wa jalla


بِهِ تَطْمَئِنُّ القُلُوب وَتَنشَرِحُ الصُّدُورِ وَتَنكَشِفُ الكُرُوبِ.


Dengannya hati menjadi tenang, dada menjadi lapang, tersingkapnya duka lara.


قَالَ اللّٰه جَلَّ وَعَلَا عَن نَبِيِّهِ يُونُسَ عَلَيهِ السَّلَمِ.


Alloh jalla wa 'alaa berkata tentang NabiNya Yunus alaihissalam.


ِ {ﻓَﻨَﺎﺩَﻯ ﻓِﻲ ﺍﻟﻈُّﻠُﻤَﺎﺕِ ﺃَﻥْ ﻟَﺎ ﺇِﻟَﻪَ ﺇِﻟَّﺎ ﺃَﻧْﺖَ ﺳُﺒْﺤَﺎﻧَﻚَ ﺇِﻧِّﻲ ﻛُﻨْﺖُ ﻣِﻦَ ﺍﻟﻈَّﺎﻟِﻤِﻴﻦَ} ‏( 87 ‏) {ﻓَﺎﺳْﺘَﺠَﺒْﻨَﺎ ﻟَﻪُ ﻭَﻧَﺠَّﻴْﻨَﺎﻩُ ﻣِﻦَ ﺍﻟْﻐَﻢِّ ﻭَﻛَﺬَﻟِﻚَ ﻧُﻨْﺠِﻲ ﺍﻟْﻤُﺆْﻣِﻨِﻴﻦَ} ‏( 88 ) 


Maka ia menyeru dalam keadaan yang sangat gelap. Bahwa tidak ada Robb yang berhak di sembah selain Engkau, Mahasuci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang dzolim.


Maka Kami telah memperkenankan doanya dan menyelamatkan­nya dari kedukaan. 

Dan demikianlah Kami selamatkan orang-orang yang beriman.


نَبِيُّ اللّٰه يُونُس عَلَيهِ السَّلَم وَهُوَ فِي ظُلمَة بَطْنِ الحُوتِ وَ فِي ظُلمَة البَحرِ نَادَى اللّٰهَ عَزَّ وَ جَلَّ أَي دَعَاهُ بِتَوحِيدِهِ سُبْحَانَهُ

Nabiyulloh yunus alaihissalam sementara beliau dalam kegelapan perut ikan (paus) dan dalam kegelapan lautan ia menyeru Alloh azza wa jalla yakni berdoa kepada Alloh dengan mentauhidkanNya


ِ {ﻓَﻨَﺎﺩَﻯ ﻓِﻲ ﺍﻟﻈُّﻠُﻤَﺎﺕِ ﺃَﻥْ ﻟَﺎ ﺇِﻟَﻪَ ﺇِﻟَّﺎ ﺃَﻧْﺖَ} أَي لَا مَعْبُودَ حقٌّ إلا أنتَ


{Maka ia menyeru dalam keadaan yang sangat gelap. Bahwa tidak ada Robb yang berhak di sembah selain Engkau} yaitu tidak ada sesembahan yang Haq melainkan Engkau,


 {ﺳُﺒْﺤَﺎﻧَﻚَ ﺇِﻧِّﻲ ﻛُﻨْﺖُ ﻣِﻦَ ﺍﻟﻈَّﺎﻟِﻤِﻴﻦَ فاﺳْﺘَﺠَﺒْﻨَﺎ ﻟَﻪُ ﻭَﻧَﺠَّﻴْﻨَﺎﻩُ ﻣِﻦَ ﺍلغم}


Mahasuci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang dzolim.

Maka Kami telah memperkenankan doanya dan menyelamatkan­nya dari kedukaan. 


 أي خلصناه مما كان فيه من الهموم والغموم وأخرجناه من  ظلمة بطن الحوت وﻛَﺬَﻟِﻚَ ﻧُﻨْﺠِﻲ ﺍﻟْﻤُﺆْﻣِﻨِﻴﻦَ


Yakni kami menyelamatkannya dari keadaan duka lara, kesedihan, dan kami mengeluarkannya dari kegelapan perut ikan (paus) demikianlah kami menyelamatkan orang² yang beriman.


وفي صحيح الإمام مسلم عن طارق بن أشيم رضي الله عنه قال: قال النبي صلى الله عليه وعلى آله و سلم: من وَحَّدَ الله وكفرَ بما يعبد من دونه حرم ماله و دمه و حسابه عل الله عز وجل. 


Dan dalam shohih Al-Imam Muslim dari Thoriq bin Asy-yam rodhiallohu 'anhu ia berkata:


Berkata Nabi shollallohu alaihi wa ala alihi wa sallam barangsiapa mentauhidkan Alloh dan mengkufuri apa² yang di sembah selain Alloh maka telah terjaga harta, darah, dan perhitungannya di sisi Alloh azza wa jalla.


 (من وَحَّدَ الله وكفرَ بما يعبد من دونه)

 

Barangsiapa mentauhidkan Alloh dan mengkufuri apa² yang di sembah selain Alloh 


ففي هذا الحديث يُبَيِّنُ نَبِيُّنَا عليه الصلاة والسلم أَنَّ توحيدَ الله عز وجل لا يَتَحَقَّقُ إلَّا بأمَرَينِ


الأول: أن نعبدَ اللّه وحده لا شريك له


والثاني: أن نتبرَّء من الشرك والمشركين، بهذا يتحقق توحيد الله 


Maka pada hadits ini Nabi alaihissholatu wassalam menjelaskan bahwasanya mentauhidkan Alloh azza wa jalla tidak akan terwujud melainkan dengan dua perkara.


Pertama:

Hendaknya kita beribadah hanya kepada Alloh semata tidak ada sekutu bagiNya.


Kedua:

Hendaknya engkau berlepas diri dari kesyirikan dan para pelaku kesyirikan (musyrikin).


Dengan ini tauhid akan terwujud.

 

من وحد الله وكفر بما يعبد مِن دونه 

فلا يكفى أنْ يَعبُدَ المَرء ربَّه وحده دون أنْ يتبرء من الشرك والمشركين 

فلا يتحقق له التوحيد إلا بأمرين مَعَه 

أن يعبد الله وحده و أن يتبرء من الشرك والمشركين 


Barangsiapa mentauhidkan Alloh dan mengkufuri sesembahan selainNya,maka tidaklah cukup seorang hamba hanya beribadah hanya kepada Alloh namun tidak berlepas diri dari kesyirikan dan para pelaku kesyirikan.

Maka tauhid tidak akan terwujud baginya kecuali dengan dua perkara ini bersamanya,

hendaklah dia beribadah hanya kepada Alloh semata tidak ada sekutu bagiNya.


Hendaknya engkau berlepas diri dari kesyirikan dan pelaku kesyirikan (musyrikin).


وإذا حقق العبد توحيد الله عز و جل و مات على ذلك أدخله الله تعالى الجنة بفضله ورحمته

Dan apabila seorang hamba telah merealisasikan tauhid kepada Alloh azza wa jalla dan mati di atas perkara itu maka Alloh ta'ala niscaya akan memasukkannya kedalam surga dengan keutamaan dan kasih sayangNya.


ثبت عند أبي داود عن معاذ بن جبل رضي الله عنه أنَّ النبي صلى الله عليه و سلم قال: (من كان آخِرُ  كلامه لا إله إلا الله دخل الجنة) 


Telah tsabit hadits di sisi Abi Dawud dari Mu'adz bin Jabal rodhiallohu anhu bahwa Nabi shollallohu alaihi wa sallam berkata: 


Barangsiapa yang akhir ucapannya adalah laa ilaha illalloh maka niscaya ia akan 

masuk surga.


(من كان آخِرُ  كلامه) أي في هذه الحياة الدنيا يموت فيها ويلقى الله عز وجل مُوَحِّدَا


(Barangsiapa yang akhir ucapannya) yakni dalam kehidupan dunia ia meninggal padanya dan berjumpa dengan Alloh azza wa jalla dalam keadaan mentauhidkanNya


(من كان آخِرُ  كلامه لا إله إلا الله دخل الجنة)


 (Barangsiapa yang akhir ucapannya laa ilaha illalloh niscaya ia akan masuk surga)


وهكذا في الصحيحين من حديث أبي ذر رضي الله عنه: قال عليه الصلاة والسلم: (من مات من أمتي لا يُشرِكُ بالله شيئا دخل الجنة)


Dan begitu juga dalam shohihain dari hadits Abi Dzar rodhiyallohu anhu Nabi alaihissholatu wassalam berkata:


(Barangsiapa yang meninggal dari ummatku tidak mempersekutukan Alloh dengan sesuatupun niscaya ia akan masuk surga)


(من مات من أمتي لا يُشرِكُ بالله شيئا دخل الجنة)


 (Barangsiapa yang mati dari ummatku tidak mempersekutukan Alloh dengan sesuatupun niscaya ia masuk surga)


فهذا يدل على فضل التوحيد وأنه أصلٌ أسباب المنجية من النار وأنه لا نجاة للعبد يوم القيامة إلا إذا لقي الله عز وجل موحِّدا بَرِيئا من الشرك و أهله 


Maka ini menunjukkan atas keutamaan tauhid dan bahwasanya ia merupakan pokok dari sebab² yang menyelamatkan dari api neraka dan tidak ada keselamatan bagi seorang hamba pada hari kiamat kecuali apabila ia bertemu dengan Alloh azza wa jalla  dalam keadaan bertauhid, dan berlepas diri dari kesyirikan dan pelakunya.


{فَمَن كَانَ يَرْجُو لِقَاءَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلًا صَالِحًا وَلَا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَدً


Barangsiapa yang mengharapkan perjumpaan dengan Robbnya maka hendaknya ia beramal dengan amalan sholeh dan janganlah ia mempersekutukan dalam peribadatannya terhadap Robbnya dengan sesuatu apapun.


👉🏻Khutbah Kedua:


الحَمْدُ لِلّٰه رب العالمين وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللّٰه وحده لا شريك له وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدا عَبدُهُ وَرَسُولُهُ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيهِ وَعَلَى آلِهِ وَسَلَّمَ تَسلِيمًا كَثِيرا أَمَّا بَعدُ:

Segala puji hanya milik Allah Robb alam semesta dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusanNya shallallahu alaihi wa 'ala alihi wa sallam tasliman katsiro,adapun setelahnya;


فيقول الله عز وجل في كتابه الكريم 

 

قُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُونَ (1) 

لَا أَعْبُدُ مَا تَعْبُدُونَ (2) 

وَلَا أَنْتُمْ عَابِدُونَ مَا أَعْبُدُ (3) وَلَا أَنَا عَابِدٌ مَا عَبَدْتُمْ (4) 

وَلَا أَنْتُمْ عَابِدُونَ مَا أَعْبُدُ (5) لَكُمْ دِينُكُمْ وَلِيَ دِينِ (6)

Maka Allah azza wa jalla mengatakan dalam kitabNya yang mulia.


1. قُلْ يٰٓاَيُّهَا الْكٰفِرُوْنَۙ


Katakanlah (Muhammad), "Wahai orang-orang kafir!"


2. لَآ اَعْبُدُ مَا تَعْبُدُوْنَۙ


Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah


3. وَلَآ اَنْتُمْ عٰبِدُوْنَ مَآ اَعْبُدُۚ


Dan kamu bukan penyembah apa yang aku sembah


4. وَلَآ اَنَا۠ عَابِدٌ مَّا عَبَدْتُّمْۙ


Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah


5. وَلَآ اَنْتُمْ عٰبِدُوْنَ مَآ اَعْبُدُۗ


Dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah apa yang aku sembah.


6. لَكُمْ دِيْنُكُمْ وَلِيَ دِيْن


Untukmu agamamu, dan untukku agamaku.


قَالَ الإِمَامُ البَغَوِي رحمه الله تَعَالَى فِيْ تَفْسِيْرِهِ: هذه السورة بكاملها نص صريح في إفراد الله عز و جل بالعبادة ونبذ كل معبود سواه، 


Berkata Al-Imam Al-Baghowiy rahimahullah ta'ala dalam tafsirnya, surat ini dengan lengkap padanya ada nash yang jelas menunjukkan ke-esaan Allah azza wa jalla dalam ibadah dan mencampakkan segala yang di ibadahi selain Allah ta'ala,


هذه السورة بكاملها {قل ياأيها الكفرون} إلى آخِر السورة نص صريح في إفراد الله عز وجل بالعبادة ونبذ كل معبود سواه.


Surat ini secara sempurna

 (قل ياأيها الكفرون)

sampai akhir surat padanya ada nash yang jelas dalam mentauhidkan Allah azza wa jalla dengan peribadatan dan mencampakkan seluruh sesembahan selainNya.


 هذا يدل على فضل التوحيد العظيم إذ جَاءَتْ فِيهِ سُوَرٌ كَامِلة تُقَرِّرَه كهذه السورة و كسورة {قل هو الله أحد} و {قل أعوذ برب الفلق} و {قل أعوذ برب الناس} سور بكاملها كلها تقرر التوحيد لأهميته وعظم شأنه عند الله سبحانه و تعالى 

Ini menunjukkan keutamaan tauhid yang agung, di mana datang surat dengan lengkap membahas tentang penetapannya seperti surat ini,dan seperti surat 


(قل هو الله احد) و (قل أعوذ برب الفلق) و (قل أعوذ برب الناس)

Surat-surat secara  sempurna seluruhnya menetapkan perkara tauhid, lantaran urgensinya dan agungnya kedudukannya di sisi Allah subhanahu wa ta'ala.


وفي صحيح مسلم عن عمرو بن عبسة رضي الله عنه أنه سَأَلَ رسولَ اللهِ صلى الله عليه و سلم بعدما أخبره النَّبِيَ صَلَّى اللّٰه عَلَيْهِ وسلم أنه مرسل من الله قال بأي شيء أرسلك؟ قال أرسلني بصلة الأرحام وكسر الأوثان و أَنْ يُوَحَّدَ اللّٰهُ ولا يُشرَكُ بِهِ

شَيْء.

Dan dalam shohih muslim dari 'Amr bin 'Abasah radhiyallahu anhu bahwasanya ia bertanya kepada Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam setelah nabi shallallahu alaihi wa sallam mengabarinya bahwasnya beliau adalah utusan dari Allah, ia pun bertanya dengan apa Allah mengutus engkau? Nabi menjawab Allah mengutusku untuk menyambung tali kekerabatan dan menghancurkan berhala dan agar Allah di tauhidkan dan tidak di persekutukan denganNya dengan sesuatupun.



ويستفاد من هذا الحديث أن الله سبحانه و تعالى لم يترك عباده هملا بل أَرْسَلَ إِلَيهِمُ الرُّسُل لِيُقِيمُ عَلَيهِمُ الحُجَّة


كَمَا قَالَ تَعَالى: 

{رُسُلا مُبَشِّرِينَ وَمُنْذِرِينَ لِئَلا يَكُونَ لِلنَّاسِ عَلَى اللَّهِ حُجَّةٌ بَعْدَ الرُّسُلِ}


Dan dapat dipetik faidah dari hadits ini bahwa Allah subhanahu wa ta'ala, tidak meninggalkan hambanya begitu saja (tanpa perintah dan larangan) bahkan mengutus kepada mereka para rasul untuk menegakkan hujjah atas mereka.


Sebagaimana perkataan Allah:


رُّسُلًا مُّبَشِّرِينَ وَمُنذِرِينَ لِئَلَّا يَكُونَ لِلنَّاسِ عَلَى ٱللَّهِ حُجَّةٌۢ بَعْدَ ٱلرُّسُلِ

(Mereka Kami utus) sebagai rasul-rasul pembawa berita gembira dan pemberi peringatan agar supaya tidak ada (lagi) alasan bagi manusia terhadap Allah sesudah diutusnya rasul-rasul itu. 


ويستفاد من هذا الحديث: أَن مُهمَّة الأنبياء والمرسلين ومَن سار عَلى مَنهجِهِم هو إقامة التوحيد في الأرض 


Dan dapat dipetik faidah dari hadits ini: 

bahwa tugas utama para nabi dan para rasul dan siapa saja menempuh jalan mereka adalah menegakkan tauhid di atas permukaan bumi.


ويستفاد من هذا الحديث أيضا أن تطهير الأرض من الأصنام و الأوثان والأضرَحَتِ والمشاهد التي تعبد من دون الله عز وجل هو واجب لا بد منه ولا يتحقق التوحيد إلا بذلك.

Dan juga dapat dipetik faidah dari hadits ini, agar mensucikan bumi ini dari patung-patung, berhala-berhala, dan kuba besar (di atas kubur) dan tempat yang di keramatkan yang di ibadahi selain Allah azza wa jalla perkara tersebut wajib dan harus, dan tauhid tidak akan terwujud melainkan dengan perkara tersebut.


تطهير الأرض من الأصنام والتماثيل والأوثان والأضرِحت والمشاهد التي تُعبَدُ مِن دُونِ اللّٰهِ عَزَّ وَ جَلَّ أَمْرٌ وَاجِبٌ على المسلمين جميعا.

Mensucikan bumi dari berhala manusia, patung, berhala hewan, kuba di atas kuburan, dan tempat keramat yang di ibadahi selain Allah azza wa jalla adalah perkara yang wajib atas seluruh kaum muslimin.


فإن التوحيد لا يتحقق إلا بذلك، قال الله سبحانه وتعالى:

{الَّذِينَ إِن مَّكَّنَّاهُمْ فِي الْأَرْضِ أَقَامُوا الصَّلَاةَ وَآتَوُا الزَّكَاةَ وَأَمَرُوا بِالْمَعْرُوفِ وَنَهَوْا عَنِ الْمُنكَرِ ۗ وَلِلَّهِ عَاقِبَةُ الْأُمُورِ}


وَالحَمْدُ للّٰهِ رَبِّ العَالَمِين


Karena sungguh tauhid tidak akan terwujud melainkan dengan perkara tersebut, Allah subhanahu wa ta'ala mengatakan:


الَّذِينَ إِن مَّكَّنَّاهُمْ فِي الْأَرْضِ أَقَامُوا الصَّلَاةَ وَآتَوُا الزَّكَاةَ وَأَمَرُوا بِالْمَعْرُوفِ وَنَهَوْا عَنِ الْمُنكَرِ ۗ وَلِلَّهِ عَاقِبَةُ الْأُمُورِ

(Yaitu) orang-orang yang jika Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi niscaya mereka mendirikan shalat, menunaikan zakat, memerintahkan berbuat ma'ruf dan mencegah dari perbuatan yang mungkar; dan Allah-lah yang mengatur kesudahan segala urusan.


Wal hamdu lillahi rabbil 'alamin.


✍Di transkrip dan di terjemahkan oleh Abu Mush'ab Ahmad at-Takalariy غفر الله له و والديه ولجميع المسلمين


✍Dikoreksi oleh Al-Ustadz Abu 'Abdirrahman Shiddiq Al-Bughisiy حفظه الله تعالى


📡http://T.me/Fawaid_SyaikhMuhammadMaane

30.9.21

KHUTBAH JUMAT :Al-Qur'an Dan As-Sunnah Wahyu dari Allah Azza wa Jalla

Fawaid_SyaikhMuhammadMaane:

بسم الله الرحمن الرحيم


KHUTBAH JUM'AT

EDISI REVISI


🔈ASY-SYAIKH AL-WAALID ABU IBROHIM MUHAMMAD BIN MAANI' AL-'ANSIY حفظه الله تعالى



📩AL-KITAB ADALAH AL-QUR'AN DAN AL-HIKMAH ADALAH AS-SUNAH KEDUANYA MERUPAKAN WAHYU DARI ALLOH AZZA WA JALLA. 


➖➖➖➖➖➖

KHUTBAH PERTAMA

إن الحمد لله نحمده ونستعينه من يهده الله فلا مضل له ومن يضلل فلا هادي له وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له وأشهد أن محمدا عبده ورسوله.

Sesungguhnya segala pujian hanya milik Allah, kita memujiNya meminta tolong padaNya, barang siapa yang Allah beri petunjuk padanya maka tak ada yang bisa menyesatkannya, dan barang siapa yang Allah sesatkan maka tidak ada pemberi petunjuk padanya.


Dan Aku bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Allah dan Aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba sekaligus utusanNya.


يٰٓأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِۦ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُّسْلِمُونَ. [آل عمران: ١٠٢].


"Wahai orang-orang yang beriman.! Bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya dan janganlah sekali-kali kalian meninggal kecuali dalam keadaan beragama islam."

[QS. Ali 'Imran: 102].


رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَآءً  ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِى تَسَآءَلُونَ بِهِۦ وَالْأَرْحَامَ  ۚ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا. [النساء: ١].

Wahai segenap manusia.! Bertakwalah kepada Robb kalian yang telah menciptakan kalian dari diri yang satu (Adam), dan (Dia) menciptakan pasangannya (Hawa) dari (diri)nya; dan dari keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak, serta bertakwalah kepada Allah yang dengan nama-Nya kamu saling meminta dan (peliharalah) hubungan kekeluargaan. Sesungguhnya Allah terhadap kalian Maha Mengawasi ". 

[QS. An Nisa': 1].


يٰٓأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمٰلَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ  ۗ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُۥ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا. [الأحزاب: ٧٠-٧١].

Wahai orang-orang yang beriman.! Bertakwalah kepada Allah dan ucapkanlah perkataan yang benar, niscaya Allah akan memperbaiki perbuatanmu dan mengampuni dosa-dosamu. Dan barang siapa mentaati Allah dan Rasul-Nya, maka sungguh dia telah beruntung dengan keberuntungan yang agung."

[QS. Al Ahzab: 70-71].


أما بعد؛ فإن خير الحديث كتاب الله وخير الهدي هدي محمد صلى الله عليه وعلى آله وسلم وشر الأمور محدثاتها وكل بدعة ضلالة.

Selanjutnya: 

karena sesungguhnya sebaik-baik perkataan adalah Kitabullah serta sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad -Shollalahu 'Alaihi WaSallam- dan seburuk-buruk perkara adalah perkara yang diada-adakan, dan seluruh perkara bid'ah merupakan kesesatan.


عباد الله..!

لا يَخفَى عَلَى مُسلِم مَكَانَة السنة النبوية

Wahai Hamba-hamba Allah..!

Tidak tersamarkan bagi seorang muslim tentang kedudukan Sunnah Nabawi. 


فالدين هو الكتاب والسنة وقد بعث الله سبحانه وتعالى نبيه بهما ليُخْرِجَ النّاسَ مِن ظُلمَات الشِّركِ وَالبِدعِ والمَعاصِي إلَى نُورِ التَّوْحِيد والسُّنَّةِ وَالطَّاعَات

Maka agama adalah Al Kitab dan Sunnah, Sungguh Allah -Subhanahu WaTa'ala- telah mengutus NabiNya dengan keduanya untuk mengeluarkan umat manusia dari kegelapan kesyirikan, kebidahan serta kemakasiatan menuju cahaya tauhid, sunnah dan ketaatan.


يَقُوْلُ اللّٰهُ عَزَّ وَجَلَّ فِي كِتَابِهِ الكَرِيْمِ:

{ لَقَدْ مَنَّ اللَّهُ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ إِذْ بَعَثَ فِيهِمْ رَسُولًا مِّنْ أَنْفُسِهِمْ يَتْلُوا عَلَيْهِمْ ءَايٰتِهِۦ وَيُزَكِّيهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتٰبَ وَالْحِكْمَةَ وَإِنْ كَانُوا مِنْ قَبْلُ لَفِى ضَلٰلٍ مُّبِينٍ }. [آل عمران: ١٦٤].

Allah -'Azza Wa Jalla- berkata dalam Al Qur'an yang mulia:

"Sungguh Allah telah memberi karunia kepada orang-orang yang beriman ketika (Dia) mengutus diantara mereka seorang rasul dari golongan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayatNya, membersihkan (jiwa) mereka,dan mengajarkan kepada mereka Al-Kitab dan Al-Hikmah, meskipun sebelum (kedatangan Nabi) itu, mereka adalah benar-benar dalam kesesatan yang nyata". [QS. Ali Imron: 164].


ومَحَلُّ الشَّاهِد من هَذِهِ الآية { ويُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ والحِكْمَة },

الْكِتَابُ: هُوَ القُرْآنُ العَظِيْم وَالْحِكْمَةُ: هِيَ السُّنَّةُ النَّبَوِيَةُ وَكلاهُمَا وَحْيٌ مِنْ عِندِ اللّٰهِ عَزَّ وَجَلَّ 

Inti pokok dari ayat ini adalah: (mengajarkan kepada mereka Al Kitab dan Al Hikmah), Al Kitab adalah Al Qur'an dan Al Hikmah adalah As Sunnah Nabawiyah, dan keduanya adalah wahyu dari sisi Allah -'Azza WaJalla-.


كَمَا قَالَ اللّٰهُ عَزَّ وَجَلَّ عَن السُّنَّةِ

{ وَمَا يَنطِقُ عَنِ ٱلْهَوَىٰٓ إِنْ هُوَ إِلَّا وَحْىٌ يُوحَىٰ }. [النجم: ٣-٤].

Sebagaimana Allah -'Azza WaJalla- telah berkata tentang sunnah:

"Dan bukanlah dia berucap menurut keinginannya, tidak lain itu adalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya)". 

[QS. An Najm: 3-4]


فَبَيَّنَ رَبُّنَا سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى أَنَّ السُّنَّةَ وَحْيٌ كَالقُرْآن 

وَفِي ذَلِكَ دَلِيلٌ على أَنَّ مَنْ لَمْ يُؤْمِن بِالسُّنَّةِ  لَمْ يُؤْمِن بِالقُرْآنتتعالى وَمَن لَم يُصَّدِّق بِالسُّنَّةِ لَم يُصَّدِّق بِالقُرْآن.

Maka Robb kita -Subhanahu WaTa'ala- menjelaskan bahwa sunnah adalah wahyu sama seperti Al Qur'an, oleh karena itu dalam hal ini terdapat landasan hukum bahwa siapa yang tidak mengimani As Sunnah maka ia tidak mengimani Al Qur'an dan barang siapa yang tidak membenarkan As Sunnah maka ia tidak membenarkan Al Qur'an.  

 

رَوَى الإِمَامُ الدَّارِمِي فِي السُّنَنِ: عن حَسّان بن عطية الشَّامِي التَّابعِ الشَّهِيْر -رحمة الله تعالى عليه- أَنَّهُ قَالَ"كَانَ جِبْرِيلُ يَنْزِلُ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِالسُّنَّةِ كَمَا يَنزِلُ عَلَيْهِ بِالقُرْآنِ".

Imam Ad-Darimy telah meriwayatkan dalam sunannya: Berkata Hassan Bin Athiyyah Asy Syaami termasuk tabi'in yang terkenal: "Dahulunya Jibril menurunkan Sunnah kepada Nabi -Shollalahu 'Alaihi WaSallam- sebagaimana menurunkan kepada Beliau Al Qur'an".


فَكلَاهُمَا وَحْيٌ مِنْ عِنْدِ اللّٰهِ تَبَارَكَ وَتَعَالَى

Maka keduanya merupakan wahyu dari sisi Allah -Tabaraka WaTa'ala-.


ثَبَتَ فِي مُسْندِ الإمَامِ أحْمَدَ وَغَيرِهِ أَنَّ النَّبِيَ صَلَّى اللّٰهُ وَعَلَى آلِهِ وَسَلَّم قَالَ ((اَلَا وإِنِّي أُوْتِيتُ الكِتَاب وَمِثلَهُ مَعَه)).

اَلَا وإِنِّي أُوْتِيتُ الكِتَابَ يعني: القرآن وَمِثلَهُ مَعَه

Telah datang dalam Musnad Imam Ahmad dan selainnya bahwa Nabi -Shollalahu 'Alaihi WaSallam- berkata: "Ketahuilah bahwa 

telah diberikan kepadaku Al-Kitab (Al Qur'an) dan semisal bersamanya".


قَالَ العُلَمَاء مَعنَاهُ: أَنَّ اللَّهَ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى أَعطَاهُ شَيْئا آخَرَ مِن الوَحْيِ وَهُوَ السُّنَّة الَّتِيْ تُفَسِّرُ القُرْآن وَتُبَيِّنُنَ معانيه.

Para Ulama berkata: maknanya; "Bahwa Allah -Subhanahu WaTa'ala- memberikan sesuatu yang lain dari wahyu (Al Qur'an), yaitu As Sunnah yang menafsirkan Al Qur'an dan menerangkan makna-makna nya.


كَمَا قَالَ رَبُّنَا سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى 

{ وأَنزَلْنَا إِلَيْكَ الذِّكْرَ لِتُبَيِّنَ لِلنَّاسِ مَا نُزِّلَ إِلَيْهِمْ وَلَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُونَ }. [النحل: ٤٤].

Sebagaimana Robb kami -Subhanahu WaTa'ala- telah berkata:

"Dan Kami turunkan Ad Dzikr (As Sunnah) kepadamu, agar engkau menerangkan kepada manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka (Al Qur'an) dan agar mereka memikirkan."

[QS. An Nahl: 44]


قَالَ أَبُو العَبَّاسِ ابْنُ تَيمِيَّةِ -رَحِمَهُ اللّٰهُ تَعَالَى- كَمَا فِي مَجْمُوعِ الفَتَاوَى: "فَعَلَيكَ بِالسُّنَّةِ فَإِنَّهَا شَارِحَةٌ لِلقُرآنِ وَمُوَضَّحَةٌ لَهُ".

Berkata Abul Abbas Ibnu Taimiyah sebagaimana dalam "majmu'ul fataawaa": 

"Wajib bagi engkau berpegang teguh dengan As-Sunnah karena ia sebagai pentafsir bagi Al Qur'an sekaligus penjelas baginya".


فَعَلَيْكَ بِالسُّنَّةِ يَعْنِي يَا أََيُّهَا المُسْلِم الَّذِي يُرِيدُ اَنْ يَفهَمَ القُرْآن وَأَنْ يَفهَمَ كِتَابَ اللّٰهِ عَزَّ وَجَلَّ فَعَلَيْكَ بِالسُّنَّةِ فَإِنَّهَا شَارِحَةٌ لِلْقُرْآنِ وَمُوَضِّحَةٌ لَهُ

Maka dari itu wajib bagi engkau (berpegang teguh) dengan As-Sunnah, yaitu; Wahai seorang muslim bagi siapa yang ingin memahami Al Qur'an dan memahami Kitabullah -'Azza WaJalla- maka wajib atas engkau (berpegang teguh) dengan As Sunnah karena sungguh ia sebagai pentafsir Al Qur'an sekaligus penjelas baginya.


وَثَبَتَ فِيْ المُسْنَدِ كَذَلِك مِنْ حَدِيثْ عَبْدِ اللّٰهِ بنُ عَمْرو رَضِيَ اللّٰهُ عَنهُمَا أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم قالَ لَه ((اُكْتُبْ فَوَالَّذِي نَفسِي بِيَدِهِ مَا خَرَجَ مِنهُ إلَّا حَقٌّ)).

وَأَشَارَ إلَى فِيه أَي أَشَارَ إِلَى فَمِهِ عَلَيْهِ الصَّلَاةُ وَالسّلَام.


اُكتُب أَي مَا تَسمَعَ مِنِّي من الأحَادِيثِ كُلِّهَا فَوَالَّذِي نَفسِي بِيَدِهِ مَا خَرَجَ مِنهُ إلَّا حق

Dan juga telah datang dalam musnad Imam Ahmad dari hadits Abdullah Bin 'Amr -semoga Allah meridhoinya- bahwa Nabi -Shollalahu 'Alaihi WaSallam- berkata kepadanya : 

"Tulislah..! demi Dzat yang jiwaku berada di tangannya tidaklah keluar darinya melainkan kebenaran". 

Dan Beliau mengisyaratkan ke mulutnya.

Yaitu; Beliau menunjuk ke arah mulut Beliau.


(Tulislah) maksudnya; apa yang engkau dengar dari perkataanku seluruhnya -demi Dzat yang jiwaku berada ditanganNya- tidaklah yang keluar darinya melainkan kebenaran.


وَهَذَا يَدُلُّ على أَنَّ مَا جَاءَ بِهِ النَبِيُّ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم فَهُوَ حَقٌ لَا شَكَّ فِيهِ وَلَا رَيب وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللّٰهِ.

Dan ini menunjukkan bahwa apa yang Nabi -Shollalahu 'Alaihi WaSallam- bawa maka itu adalah kebenaran tidak ada keraguan padanya.

Dan tiada daya melainkan dari Allah.


KHUTBAH KEDUA


الحَمْدُ لِلّٰه وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللّٰه وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدا عَبدُهُ وَرَسُولُهُ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيهِ وَعَلَى آلِهِ وَسَلَّمَ تَسلِيمًا كَثِيرا أَمَّا بَعدُ:


وَإذَا تَقَرَّرَ أَنَّ السُّنَّةَ وَحْيٌ مِن عِندِ اللّٰهِ كَالقُرْآنِ فَيَجِبُ الإِيمَانُ بِهَا وَالتَّصدِيقُ بِأَخبَارِهَا وَالعَمَلُ بِأَحْكَامِهَا مَتَى ثَبَتَت عَنْ رَسُولِ اللّٰهِ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم يَجِبُ الإِيمَانُ بِهَا وَالتَّصدِيقُ بِأَخبَارِهَا وَالعَمَلُ بِأَحْكَامِهَا مَتَى ثَبَتَت عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم

Dan apabila telah tetap bahwa sunnah adalah wahyu dari Allah seperti halnya  al-qur'an maka wajib beriman dengannya membenarkan kabar²nya, beramal dengan hukum²nya, selama telah tetap dari Nabi shallallahu alaihi wa sallam. 


وَفِي ذَلِكَ يَقُولُ رَبُّنَا عَزَّ وَجَلَّ:

{ وَمَآ ءَاتَىٰكُمُ ٱلرَّسُولُ فَخُذُوهُ وَمَا نَهَىٰكُمْ عَنْهُ فَٱنتَهُوا۟ ۚ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ ۖ

إِنَّ ٱللَّهَ شَدِيدُ ٱلْعِقَابِ } 

[الحشر: ٧].

Pada demikian itulah Robb kami azza wa jalla berkata:

"Apa-apa yang Rasul datang kepadamu, maka terimalah. Dan apa ia melarang kamu darinya, maka tinggalkanlah. 

Dan bertakwalah kepada Allah. 

Sesungguhnya Allah amat keras hukumannya.

Qs.Al-Hasyr ;7


وَقَد أَمَرَ اللّٰهُ سُبحَانَهُ وَتَعَالَى بِتَعَلُّمِ السُّنَّةِ وَمُدَارَسَتِهَا وَتَفهُّمِهَا كَكِتَابِ اللّٰهِ عَزَّ وَجَلَّ

قَالَ اللّٰهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى فِي كِتَابِهِ الكَرِيْمِ:

{ وَٱذْكُرْنَ مَا يُتْلَىٰ فِى بُيُوتِكُنَّ مِنْ ءَايَٰتِ ٱللَّهِ وَٱلْحِكْمَةِ }.

Dan sungguh Allah subhanahu wa taala telah memerintahkan untuk mempelajari dan mengkaji as sunnah serta memahaminya seperti memahami Kitabullah azza wa jalla, 

Allah berkata dalam kitabnya yang mulia

(al ahzab 34)


"Dan ingatlah apa yang dibacakan di rumahmu berupa ayat-ayat Allah 

dan hikmah (sunnah nabimu). 


قَالَ قَتَادَةُ بن دعامة -رَحِمَهُ اللّٰه-: "الحِكْمَةُ هِيَ السُّنَّةُ".

وَإِذَا ثَبَتَت السُّنَّةِ عَنِ النَّبِي صَلَّى اللّٰهُ عَلَيهِ وَسَلَّم فَلَا يَجُوز لِأَحَدٍ رَدُّهَا 

Qotadah Ibnu Di'amah rahimahullah ta'ala berkata:

"Al-hikmah adalah As-Sunnah"

maka apabila telah tetap bahwa as sunnah itu dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam maka tidak boleh bagi seorangpun menolaknya. 


إِنَّمَا هُوَ الإِيْمَانُ وَالتَّسلِيمُ وَالإِنقِيَادُ لِحُكْمِ رَسُولِ اللّٰهِ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيهِ وَسَلَّم وَهَدِيه

Yang wajib atasnya adalah beriman dan berserah diri dan tunduk dengan hukum Rosulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan petunjuknya.


وَفِي المَدْخَل لِلبَيهَقِي

 وَمَعْرِفَةِ عُلُومِ الحَدِيثِ لأَبِي عَبدِ اللّٰه الْحَاكِم عَن أيُّوب بن أَبِي تَمِيمَة السِّخْتِيَانِي -رَحمَةُ اللّٰهِ تعَالَى عَلَيهِ- إمامُ أَهلِ البَصرَة فِي زَمَانِهِ قَالَ: "إِذَا حدّثتَ الرَّجُلَ بِالسُّنَّةِ فَقَال دعنا مِن هذا وَحَدِّثنَا مِن القُرآنِ فَاعْلَم أَنَّهُ ضَالٌ مُضل".

Dan di sebutkan dalam kitab Al Madkhal karya Imam Al-Baihaqiy rahimahullah dan di "Ma'rifati 'Ulumul Hadits karya Abu Abdillah Al Hakim; dari Ayyub bin Abi Tamimah As-Sikhtiyani rahmatullah ta'ala 'alaihi- Imam Ahli Bashrah di zamannya, beliau berkata: 

"jika engkau menyampaikan kepada seseorg sebuah sunnah kemudian dia mengatakan jangan engkau sampaikan kepadaku dari ini (as sunnah),sampaikanlah kepadaku dari al qur'an saja, maka ketahuilah orang tersebut adalah orang yang sesat menyesatkan.


قَالَ اللّٰهُ جَلَّ وَعَلَا فِي كِتَابِه الكَرِيمِ: 

{ فَلَا وَرَبِّكَ لَا يُؤْمِنُونَ حَتَّىٰ يُحَكِّمُوكَ فِيمَا شَجَرَ بَيْنَهُمْ ثُمَّ لَا يَجِدُوا فِي أَنفُسِهِمْ حَرَجًا مِّمَّا قَضَيْتَ وَيُسَلِّمُوا تَسْلِيمًا }. النساء: ٦٥

Allah jalla wa 'ala berkata dalam Kitab-Nya yang Mulia:

"Maka demi Robbmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu sebagai hakim terhadap perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa dalam hati mereka suatu keberatan terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya.

Qs.An-nisa 65


فَنَفَى اللّٰهُ تبارك وَتَعَالَى الإيمان عمن لَم يَنفَذ  وَيَحْتَكِم وَيَتَمَسَّكْ بِهَدِي رَسُولِ اللّٰهِ صَلَّى اللّٰهُِ عَلَيهِ وَعَلَى آلِهِ وَسَلَّم 

Maka Allah tabarak wa ta'ala (dalam ayat tersebut) menafikan keimanan seseorang  yang enggan melaksanakan dan menjadikan nabi shallallahu alaihi wa sallam sebagai hakim, dan berpegang teguh dengan petunjuk Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam


وَقَالَ اللّٰهُ سُبْحَانَهُ:

{ فَلْيَحْذَرِ ٱلَّذِينَ يُخَالِفُونَ عَنْ أَمْرِهِۦٓ أَن تُصِيبَهُمْ فِتْنَةٌ أَوْ يُصِيبَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ }

[النور: ٦٣].

Dan Allah subhanahu berkata:

Maka hendaklah orang-orang yang menyalahi perintah Rasul takut akan ditimpa cobaan atau ditimpa azab yang pedih.

Qs.An-nuur 63


قَالَ الحَافِظْ ابنُ كَثِيرٍ: "فَتُعرَضُ  الأَقوَال وَالأَفعَال والمُعْتَقَدَاتْ عَلَى أَقوَالِهِ وَأَفْعَالِهِ وَمُعتَقَدَاتِهِ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيهِ وَسَلَّم فَمَا وَافقَ ذَلِكَ مِنها قُبِل ومَا خَالَفَ ذلك رُدَّ

Al Hafidz Ibnu Katsir berkata:

segala ucapan, perbuatan, dan keyakinan di ukur dengan ucapan, perbuatan dan keyakinan Nabi shollalahu alaihi wa sallam maka mana yang mencocokinya diterima dan yang menyelisihinya ditolak.


وَفِي صَّحِيْحِ البُخَار فِي كِتَابِ التَفسِير قَالَ الإمَامُ الزُّهرِي التَابِعي الجَلِيل -رَحمَةُ اللّٰهِ عَلَيهِ-: "مِنَ اللّٰهِ الرِّسَالَةِ وَعَلَى الرَّسُولِ البَلَاغِ وَعَلَينَا التَّسْلِيْمِ".

Dan dalam shohih al- Bukhori pada kitab tafsir berkata Al-Imam Az-Zuhri tabi'in yang mulia semoga rahmat Allah atasnya:

"Risalah berasal dari Allah dan wajib atas rosul menyampaikannya dan wajib atas kita untuk berserah diri dalam menerima risalah tersebut."


{ يَٰٓأَيُّهَا ٱلرَّسُولُ بَلِّغْ مَآ أُنزِلَ إِلَيْكَ مِن رَّبِّكَ ۖ وَإِن لَّمْ تَفْعَلْ فَمَا بَلَّغْتَ رِسَالَتَهُۥ }. 

[المائدة: ٦٧].

Hai Rosul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Robbmu. 

Dan jika tidak kamu kerjakan (apa yang diperintahkan itu, berarti) kamu tidak menyampaikan amanat-Nya. 

Qs.Al-Maidah 67


فِي الصَّحِيحَينِ مِن  طَرِيقِ مَسرُوقِ بن الأجدع قَالَ قََالَت عَائِشَةُ اُمَّ المُؤمِنِين رضي الله عنها: "مَن حَدَّثَكُم أَنَّ مُحَمَّدا صَلَى اللّٰهُ عليه وسلم كتم شيئا مِمَّا أُمِرَ بتبليغه فقد أعظم على الله الفرية".

أي فقد أعظم على الله الكذب 

Di shahihain dari jalur Masruq bin Ajda' beliau berkata, Aisyah ummul mukminin radhiyallahu 'anha berkata:

barangsiapa yang mengkhabarkan kepada kalian bahwa rosululloh menyembunyikan sesuatu dari apa yang beliau diperintahkan untuk menyampaikannya, maka sungguh orang tersebut telah melakukan kedustaan yang sangat besar atas Allah.

yaitu dia telah melakukan kedustaan besar atas Allah.


وهو يَتلُو قَولَ الله:

{ يَٰٓأَيُّهَا ٱلرَّسُولُ بَلِّغْ مَآ أُنزِلَ إِلَيْكَ مِن رَّبِّكَ ۖ }. [المائدة: ٦٧].

Dan beliau membacakan perkataan Allah :

Hai Rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Robbmu. 

Dan jika kamu tidak kerjakan (apa yang diperintahkan itu, berarti) kamu tidak menyampaikan amanat-Nya. 

Qs.Al-Maidah 67


وقَبلَ هَذَا وَذَاكَ يَقُوْلُ نَبِيُّنَا عَلَيهِ الصَّلَاةُ وَ السَّلَام كَمَا فِي الصَّحِيحَينِ مِن حَدِيثِ أَنَس (فَمَن رَغِبَ عَنْ سُنَّةِ فَلَيسَ مِنِّي).

Dan sebelum ini dan itu, nabi kita alaihi ash sholatu was salam berkata sebagaimana di shahihain

dari hadits Anas,

"Maka barangsiapa yang benci kepada sunnahku maka dia bukanlah dari golonganku."


أي مَن ترك طَرِيقَتِي وَأَخَذَ بِطَرِيقَةِ غَيرِي سَوَاءٌ أخَذَ بِطَرِيقَةِ الخَوَارِج اَو المُعتَزِلَة أَو الجَهمِيَة أَوْ المُتَصَوِّفَةِ المُحَرِّفَةِ أَوْ الشِّيعَةِ اَوْ غَيرِهِمْ، قَالَ (فَلَيْسَ مِنِّي),

لَيسَ مِنِّي لَأنَّه خَالَفَ هَدِيَّهُ وسُنّته وَطَرِيقَته وَرَغِبَ عَنْهَا وَلَا يَرْغَبُ عَن ذَلِكَ إلَا مَن أضله اللّٰهُ عَزَّ وَجَلَّ

Yakni siapa yang meninggalkan metodeku dan menempuh jalan selainku sama saja ia mengambil jalan khawarij, atau mu'tazilah, atau jahmiyah, atau jalan penganut sufiyah,atau jalan syi'ah atau selainnya, beliau berkata: "maka ia bukanlah golonganku", bukan golonganku karna dia menyelisihi petunjuknya, sunnahnya, jalannya, dan membencinya, dan tidak ada yang membenci perkara itu melainkan siapa yang Alloh azza wa jalla sesatkan.


فالسنةَ السُّنَّةَ عِبَادَ اللّٰه  تَمَسَّكُوا بِهَا  وَعضوا عَلَيهَا بِالنَّوَاجِذ حَتَّى تَلقَوا رَبَّكُم فَإنَّ السُّنَّةَ عَزِيزَةٌ جِدًّا قلّ مَن يَتَمَسَّكُ بِهَا كَمَا يَنبَغِي وَقلّ مَن يَتَّبِعُهَا كَمَا يَنْبَغِي

Maka tetapilah assunnah tetapilah assunnah wahai hamba² Alloh, berpegang teguh lah dengannya, dan gigitlah ia dengan gigi geraham hingga kalian bertemu dengan Robb kalian,karena sungguh assunnah itu sangatlah mulia jarang yang  berpegang teguh dengannya sebagaimana mestinya dan jarang yang mengikutinya sebagaimana mestinya. 


ولهذا قَالَ الإِمَامُ الحَسَن البَصَرِي -رَحِمَهُ اللّٰه تَعَالَى-: "تَرَفقوا يَا أَهلَ السُّنَّةِ فإنَّكُم مِن أقَلِّ النَّاسِ".

Oleh karena itu Al-Imam Hasan Al-Bashri rahimahullah ta'ala berkata: 

"bersikap lemah lembutlah wahai ahlussunnah karena sesungguhnya kalian termasuk minoritas.


وَقَالَ الإِمَامُ سُفيَانَ الثَّورِي -رَحمَةُ اللّٰهِ عَلَيهِ-: "اِسْتَوصُوْا بِأَهْلِ السُّنَّةِ خَيرا فَإنَّهُم غُرَبَاء".

Dan berkata Al-Imam Sufyan ats-Tsauri -rahmatullah 'alaihi-:


"Berbuat baiklah kepada ahlussunnah karna mereka adalah orang yang asing."


أَي اعرفوا لَهُم مَنزِلَتهُم وقَدرَهُم أَيُهَا المُسْلِيْمُوْن فَإنَّهُم قِلَّةٌ فَي النَّاسِ فَهُمُ الَّذِينَ أَحيَا اللَّهُ بِهم السُّنَن وأَمَاتَ بِهِمَ البِدَع وأحْيَا اللّٰهُ بِهِمَ التَّوحِيدِ وَأَمَاتَ بِهِم الشِّرِك  وَأَحْيَا اللّٰهُ بهم عَقَائِد السَّلَف وَأَمَاتَ بِهِمَ عَقَائِدَ ضَالَّةَ مُنحَرِفَة

Yakni kenalilah manzilah dan kedudukan mereka, wahai kaum muslimun karena sesungguhnya mereka itu golongan manusia yang sedikit, sungguh dengan merekalah Alloh menghidupkan sunnah dan  mematikan bid'ah², dan Allah menghidupkan dengan perantara mereka At tauhid dan mematikan dengan perantara mereka kesyirikan, dengan mereka Alloh menghidupkan aqidah salaf dan mematikan aqidah yang sesat lagi menyimpang.


وَأَخِيرًا تَنَبَّهُوْا إِلَى أَمرٍ مُهِمَّ:

Dan yang terakhir perhatianlah akan satu perkara penting:


ذَكَرَ الإمَام أبُوْ شَامَةُ فِيْ "البَاعِثِ عَلَى اِنْكَارِ البِدْعِ وَالحَوَادِثِ" أنَّ أَولَ بِدْعَةٍ حَدَثَتْ فِي الإِسْلَامِ يَعْنِي مِنْ البِدْعِ العَمَلِيَةِ: تَرْكُ التَّبْكِيرِ إِلَى الجُمَعَةِ

Al-Imam Abu Syaamah telah menyebutkan dalam kitab "al baa'its 'alaa ingkaril bid'ah wal hawaadits", bahwa bid'ah yang pertama kali terjadi dalam islam (yaitu bid'ah amaliyah) adalah meninggalkan bersegera menghadiri sholat jum'at.


وذَكَرَ أَنَّ السَّلَف رِضْوَانُ اللّٰهِ عَلَيهِم مِنَ القُرُوْنِ المَشْهُوْدِ لَهَا بِالْخَيْرِيَةِ كَانُوْا يُرَونَ بَعْدَ صَلَاةِ الفَجرِ وَهُم فِي طُرُقِ وَسِكَكِ المَدِينَة يَتَّجِهُونَ إلَى مَسْجِدِ رَسُولِ اللّٰهِ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيهِ وَسَلَّم وَيَحْمِلُونَ مَعَهُم السُّرُجْ مَا زَالَ الظّـلَام وَهُمْ مَعَ ذَلِك يَتَّجِهُونَ إِلَى مَسْجِدِ رَسُولِ اللّٰهِ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم لِحُضُورِ صَلَاةِ الجُمْعَة أَينَ نَحْنُ مِن السَّلَفِ الصَّالِح...؟؟


Dan Beliau menyebutkan bahwa salaf (orang sholih terdahulu) -semoga Allah meridhoi mereka- pada generasi yang telah di persaksikan kebaikan atasnya, adalah mereka terlihat setelah sholat fajar mereka berada di jalan-jalan dan gang-gang kota madinah mereka menuju ke masjid Rosulullah -shollallohu alaihi wa sallam- mereka membawa pelita dalam keadaan masih gelap, meskipun demikian mereka tetap menuju ke masjid Rosululloh -shollallohu alaihi wa sallam- untuk menghadiri sholat jum'at. 

Lantas di manakah keadaan kita sekarang di bandingkan para Salafus Sholih..???!!!.


رُبَّمَا يَأتِي أَحَدُهُم وَقَدْ صَعِدَ الإِمَامَ المِنبَر وَطَوَتِ المَلَائِكَةُ الصُّحُف فَلَا يُكْتَبُ مَعَ الَّذِينَ حَضَرُوا  لِسَمَاعِ الذِّكْرِ،

Terkadang salah seorang dari mereka (orang belakangan) datang menghadiri jum'at padahal Khotib telah naik keatas mimbar maka malaikatpun telah menutup lembaran catatannya dan orang tersebut tidak tercatat sebagai orang yang  menghadiri jum'at. 


فَيَنْبَغِي أَنْ نَحْذَر مِن  مُخَالَفَةِ هَدِي رَسُولِ اللّٰهِ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيهِ وَسَلَّم وَأَنْ نَحْذَر  مِن الوُقُوعِ فِي هَذِهِ البِدْعَة وَقَد وَقَعَ فِيهَا كَثِيرٌ مِنَ النَّاسِ. 

Maka sepantasnya kita waspada dari menyelisihi petunjuk Rosululloh -shollallohu alaihi wa sallam- dan waspada pula untuk terjatuh dalam kebid'ahan ini dan sungguh banyak manusia yang  terjatuh padanya.


فَقَدْ ذَكَرَ الإِمَام أبُو شَامَة وَغَيْرُهُ أَنَّ هَذِهِ قَد انْدَثَرَت أَيْ التَّبْكِيرِ  إلَى الجُمْعَةِ بَعدَ الفَجرِ، هَذِهِ سُنَّة قَدْ أُمِيتَتْ بَعدَ القُرُوْنِ الثَّلَاثَة وَلَم يَبْقَ مَن يُحيِهَا إلَّا مَنْ رَحِمَ اللّٰهُ عَزَّ وَجَلَّ.

Dan Al-Imam Abu Syaamah dan selainnya telah menyebutkan bahwa sungguh perkara ini telah punah yakni: bersegera menghadiri (sholat) jum'at setelah sholat fajar, dan sungguh sunnah ini telah dimatikan (ditiadakan) setelah tiga generasi (terdahulu) dan tidak tersisa dari orang-orang yang masih menghidupkannya melainkan siapa yang Alloh azza wa jalla rahmati.

 

وكُلُّ خَيرٍ فِي اتِّبَاعِ مَنْ سَلَف وكُلُّ شَرٍ فِي ابْتِدَاعِ مَن خَلَف وخَيرُ الأُمُورِ  السَّالفَاتُ عَلَى الهُدَى وَ شَرَّ أمُورِ المُحدَثَات البَدَائعُ والْحَمدُ لِلّٰهِ رَبِّ العَالَمِيْن.

Dan semua kebaikan adalah mengikuti para salaf (orang sholih terdahulu) dan seluruh kejelekan adalah pada perkara yang di ada-adakan oleh kholaf (orang belakangan selain salaf), dan sebaik-baik perkara yang mulia adalah yang berada di atas petunjuk dan seburuk-buruk perkara adalah perkara baru yang di ada-adakan.


Walhamdul lillahi Robbil 'Alaamiin.


✍Di transkrip dan di terjemahkan oleh Abu Mush'ab Ahmad at-Takalariy غفر الله له و والديه ولجميع المسلمين 


✍Dikoreksi oleh Al-Ustadz Abu Abdirrahman Shiddiq Al-Bughisiy dan 

Al-Ustadz Abu Sulaim Sulaiman al-Ambooniy حفظهما الله

Takalar,Jum'at 2 Robiul Awwal 1433 Hijriyah - 8/10/2021 


📡http://T.me/Fawaid_SyaikhMuhammadMaane

22.9.21

Asrama Tn Putri Mengambil Hukum Rumah Bagaikan Mau Menyamakan Kotoran Hewan Dan Emas Dengan Satu Takaran

 As-sunnah Takalar:

⏳ Asrama TN putri mengambil hukum rumah  bagaikan "orang yang ingin menyamakan kotoran hewan dan emas dengan satu takaran".


📒Soal dari group Wa nashihatulinnisa.


Syubhat dari para pembela TN yg suka bermain akal-akalan


(Dalam buku berjudul asrama mengambil hukum rumah), tertulis : 


Penamaan dalam dua hal tidak diharuskan sama dalam segala sisi, ini kaedah mereka.


Kalo ada yg bilang, ada sisi perbedaan antara asrama TN putri dan rumah, di asrama itu kehidupan bersama diatur oleh program, jadwal piket, waktu tidur, beda dengan rumah.


Mereka katakan, tidak disyaratkan mengambil hukum sesuatu yang lain harus menyerupainya dari segala sisi, tapi dengan ada titik penyerupaan (yang berkaitan dengan suatu hukum) cukup untuk dikatakan telah menyerupainya dan bersatu dalam hukum.


Oleh karena itulah Allah menyerupakan rezki yang diberikan kepada penduduk surga dengan apa yang Allah telah berikan u/ mereka di dunia, 


Ayat yg dimaksudkan


كُلَّمَا رُزِقُوا۟ مِنْهَا مِن ثَمَرَةٍ رِّزْقًا ۙ قَالُوا۟ هَٰذَا ٱلَّذِى رُزِقْنَا مِن قَبْلُ ۖ وَأُتُوا۟ بِهِۦ مُتَشَٰبِهًا ۖ


Setiap mereka diberi rezeki buah-buahan dalam surga-surga itu, mereka mengatakan: "Inilah yang pernah diberikan kepada kami dahulu". Mereka diberi buah-buahan yang serupa. (Surah Al_Baqarah ayat 25).


Lihat wahai salafi, mereka penduduk surga menyamakan apa yang ada di surga dengan apa yang ada di dunia, karena ada kesamaan dari sebagian sisi yaitu bentuknya, meskipun berbeda dari sisi rasa dan kenikmatan.


Dalil yang lain mereka pakai : 


Uang kertas dengan emas dan perak, bahwa yang kertas mengambil hukum emas dan perak dalam jual beli dan riba, karena ada persamaan antara keduanya di satu titik yang bergantung padanya hukum' yaitu hal yang berharga, dan persamaan ini tidak tergugurkan karena ada sisi perbedaan di antara keduanya, uang kertas itu harganya pada  nominalnya, sementara emas dan perak itu harganya pada timbangan.


Uang kertas bisa dilipat, sedangkan emas dan perak tidak bisa.


Mereka katakan, dari keterangan diatas jelas bagi kita, bahwa penyamaan asrama TN putri dengan rumah adalah benar dan sah, karena adanya kesamaan diantara keduanya di titik (yang berkaitan dengannya suatu hukum) yaitu rumah dan asrama,  sama sama tempat tinggal, yang dihasilkan dr asrama apa yang dihasilkan dr rumah yaitu sitr (penutupan diri), istirahat, maslahat dunia dan akhirat.


Yang ujung ujungnya : pembolehan asrama TN putri.


Mohon bantahan terhadap Syubhat diatas ustadz..


▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️


Tanggapan dari beberapa sisi :


1️⃣. Sisi pertama : 


Ayat yang mereka bawakan untuk menguatkan kebathilan mereka bahwa "Asrama TN mengambil hukum rumah" adalah firman Allah  : 


كُلَّمَا رُزِقُوا۟ مِنْهَا مِن ثَمَرَةٍ رِّزْقًا ۙ قَالُوا۟ هَٰذَا ٱلَّذِى رُزِقْنَا مِن قَبْلُ ۖ وَأُتُوا۟ بِهِۦ مُتَشَٰبِهًا ۖ


Setiap mereka diberi rezeki buah-buahan dalam surga-surga itu, mereka mengatakan: "Inilah yang pernah diberikan kepada kami dahulu". Mereka diberi buah-buahan yang serupa. (Surah Al_Baqarah ayat 25).


Mereka mengatakan : 


wahai salafy penyerupaan sesuatu tidak disyaratkan harus menyerupai dari segala sisi, tetapi dengan ada titik penyerupaan yang bergantung pada hukum itu cukup, meski ada perbedaan dari sisi lain, alias mereka ingin melegalkan asrama TN putri, itu sama dengan rumah_rumah kalian. 


Kita katakan : apakah memang benar yang dimaksudkan dalam ayat seperti itu ?


🖋️Berkata Ibnu Katsir rahimahullah tentang tafsir ayat di atas  : 


لا يشبه شيء مما فى الجنة ما فى الدنيا الا فى الأسماء.


"Sesuatu yang ada di surga tidak menyerupai apa yang ada di dunia kecuali pada nama_nama.


وأتوا به متشابها 


"Mereka diberi buah-buahan yang serupa"


يعرفون أسماءه كما كانوا فى الدنيا، التفاح بالتفاح، والرمان بالرمان


Mereka mengetahui nama_namanya, sebagaimana mereka dahulu di dunia, buah apel (di surga) dengan buah apel (di dunia), buah delima (disurga) dengan buah delima (didunia), mereka mengatakan dalam surga :


هذا الذي رزقنا من قبل فى الدنيا


Inilah yang pernah diberikan kepada kami dahulu". 


Mereka diberi buah-buahan yang serupa. 


يعرفونه وليس هو مثله فى الطعم.



Mereka mengetahuinya dan tidak semisal dalam rasa.


📚 Lihat tafsir Ibnu Katsir 1/161.


🖋️ Berkata Syaikh Al_Mufassir Al_Utsaimin rahimahullah : 


قَالُوا۟ هَٰذَا ٱلَّذِى رُزِقْنَا مِن قَبْلُ ۖ 


"Inilah yang pernah diberikan kepada kami dahulu". 


لأنه يشبه ما سبقه فى حجمه ولونه وملسمه وغير ذلك من صفاته، فيظنون أنه هو الأول، ولكنه يختلف عنه فى الطعم والمذاق اختلافا عظيما.


Sebab menyerupai apa yang terdahulu (di dunia) dalam bentuknya, warnanya, dan sentuhannya dan selain itu dari sifat_sifatnya, sehingga mereka penduduk surga, menyangka bahwasanya itulah yang pertama (buah yang ada di dunia), akan tetapi berbeda darinya pada rasa, kelezatan dengan perbedaan yang sangat besar.


Karena itulah Allah mengatakan : 


وَأُتُوا۟ بِهِۦ مُتَشَٰبِهًا ۖ


Mereka diberi buah-buahan yang serupa.


🖋️Berkata Al Utsaimin rahimahullah ;


وما أجمل وألذ للإنسان إذا رأى هذه الفاكهة يراها وكأنها شىء واحد، فإذا ذاقها وإذا الطعم يختلف اختلافا عظيما! تجده يجد فى نفسه حركة لهذه الفاكهة ولذة وتعجبا، كيف يكون هذا الإختلاف المتباين العظيم والشكل واحد! 


Alangkah indahnya dan lezatnya bagi seseorang,  jika dia melihat sebuah buah, seakan akan sesuatu yang satu (serupa), maka ketika ia mengecapnya, tiba tiba rasanya berbeda dengan perbedaan yang sangat besar, dia akan mendapatkan pada dirinya perasaan yang menimbulkan selera, kelezatan, takjub pada buah tersebut, bagaimana bisa terdapat perbedaan yang luar biasa, sementara buahnya sama!


📚 Lihat tafsir Ats_tsamin 1/119.


Berarti ketika penduduk surga diberikan buah misalkan delima, mereka menyangkanya itu seperti delima di dunia, akan tetapi rasanya yang membedakan, yang membuat takjub, yang membangkitkan perasaan selera ketika memakannya.....


Ya Allah janganlah Engkau haramkan atas diriku buah buahan yang ada di SurgaMu.


*Tapi yang anehnya* bagaimana bisa mereka berdalilkan dengan ayat tersebut, bahwa asrama TN mengambil hukum rumah dengan maksud untuk melegalkan bolehnya asrama TN putri, dengan kaedah "persamaan antara dua hal itu, tidak mengharuskan persamaan dari segala sisi.


Kita tanya pada mereka : 


Dari sisi mana pendalilannya ??


Coba pembaca cermati dengan baik, semoga Allah merahmati kalian.


Ayat di atas ketika penduduk surga mengatakan : kami diberikan buah yang semisal dengan buah yang ada di dunia, itu dari sisi penamaan, warna, bentuk, bukan dari sisi rasa, misalkan ketika diberikan buah apel disurga, tentunya serupa dengan buah apel di dunia (dari sisi warna, bentuk, dan kesamaan lain dari sifat_sifatnya), walaupun rasanya tidak sama, tapi tidak mungkin yang dimaksudkan oleh penduduk surga ketika diberikan *buah apel,* mereka maksudkan itu serupa dengan *buah delima* di dunia.


 *Dan justru ayat yang mereka pakai berdalilkan, itu sebagai hujjah atas mereka dan bantahan buat mereka sendiri, karena memahami ayat berbeda dengan apa yang keluar dari ucapan yang berbicara (yaitu Allah) , dan apa yang dimaksudkan dengannya*.


Karena itulah ulama tafsir membuat kaedah dari ayat di atas .


🖋️ Berkata Ibnu Jarir rahimahullah : 


 وإنما يوجه كلام كل متكلم إلى المعروف في الناس من مخارجه ، دون المجهول من معانيه . 


Dan hanya saja diarahkan setiap ucapan yang berbicara kepada yang telah diketahui manusia dari makhraj/ tempat keluarnya dari ucapannya, bukan tidak diketahui maknanya.


Demikian pula pada firman Allah : 


" قالوا هذا الذي رزقنا من قبل "


Mereka penduduk surga mengatakan : inilah yang pernah diberikan kepada kami dahulu (di dunia)


 إذ كان ما كانوا رزقوه من قبل قد فني وعدم . فمعلوم أنهم عنوا بذلك : هذا من النوع الذي رزقناه من قبل ، ومن جنسه  في السمات والألوان ، 


Ketika apa yang dahulu mereka diberikan rezeki telah habis dan sirna.


Maka yang diketahui adalah apa yang dimaksudkan mereka dengan hal itu, yaitu jenis dari apa yang sebelumnya kami telah diberikan rezeki, dan dari  jenisnya pada ciri_cirinya  dan warna.


📚 Tafsir Ibnu Katsir 2/15.


Setiap kali mereka di beri rezki berupa buah_buahan (misalkan buah apel), mereka penduduk surga mengatakan : inilah yang pernah diberikan kepada kami didunia, yang dimaksudkan tentunya  adalah yang serupa juga buah apel, bukan buah delima.


Dan begitu pula ketika Allah mengatakan :


وقرن فى بيوتكن.


Hendaklah kalian (wanita) tinggal dan menetap di rumah rumah kalian.


Dan rumah_rumah kalian, tentunya yang dimaksudkan adalah sama saja apakah itu rumah dalam kepemilikan kalian sendiri, atau kepemilikan orang tua atau suami, yang mana mereka menempatkan sebagai tempat tinggal bagi wanita, dan tinggal bersama didalamnya, ataukah rumah sewa (kepemilikan hak pakai), bukan asrama TN putri, karena keluar dari apa yang dipahami secara urf atau standar kebiasaan setempat apa itu maksud dari rumah_rumah kalian.


Dan penamaan beberapa rumah yang disebutkan tadi, tidak mengharuskan sama dalam semua sisi.  Yang terpenting itu adalah rumah kalian, yang kalian tinggal didalamnya bersama keluarga, atau mahram.


Berarti bukan yang dimaksudkan rumah pada ayat tersebut adalah asrama TN putri.


Walaupun asrama TN putri itu ada kesamaan dan penyerupaan dengan rumah dari berbagai sisi, sebagai sarana tempat tinggal, istirahat, untuk sitr (menutup diri), dan ada kemaslahatan dunia dan akhirat.


Dan jangan terlalu membebankan diri dalam memahami kalamNya Allah, yaitu  " dalam rumah_rumah kalian" sebab Allah menjelaskan dengan lafadz rumah yang mudah dipahami oleh orang yang mendengarkannya dan memahami makna apa yang ditunjukkan oleh lafadz tersebut.


🖋️ Berkata Imam Ibnul Qayyim rahimahullah : 


فإن لم يحصل البيان من المتكلم او حصل له، ولم يتمكن السامع من الفهم لم يحصل مراد المتكلم، فإذا بين المتكلم مراده بالألفاظ الدالة على مراده، ولم يعلم السامع معنى تلك الألفاظ ولم يحصل له البيان.


"Maka jika tidak terhasilkan penjelasan dari yang berbicara atau terwujudkan penjelasan, akan tetapi tidak memungkinkan bagi yang mendengarkanya untuk faham, maka tidak terwujudkan maksud dari yang berbicara.


Maka jika yang berbicara menjelaskan maksudnya dengan lafadz_lafadz yang menunjukkan atas apa yang dinginkan, dan sementara yang mendengar tidak mengetahui makna dari lafadz_lafadz tersebut، maka tidak terwujudkan juga maksud dari penjelasan.


فلا بد من تمكن السامع من الفهم، وحصول الإفهام من المتكلم، فحينئذ لو أراد الله ورسوله من كلامه خلاف حقيقته وظاهره الذي يفهمه المخاطب لكان قد كلفه ان يفهم مراده بما لا يدل عليه، بل بما يدل على نقيض مراده 


Maka harus bagi yang mendengarkannya dapat memahami, dan terwujudkan bagaimana yang berbicara menjadikan faham bagi yang mendengar, maka ketika itulah seandainya Allah dan rasul-nya menginginkannya dari ucapannya menyelisihi hakekat dan dzahirnya apa yang dipahami oleh orang yang diajak bicara, maka sungguh Allah (dan rasul-nya) telah membebankan yang diajak berbicara dalam memahamkan maksud yang diinginkan dengan apa yang tidak ditunjukkan atasnya, akan tetapi dengan apa yang menunjukkan akan kebalikan dari apa yang diinginkan.


📚 Shawaiq Al_mursalah  1/310_311.


Apakah ketika Allah mengatakan " dan hendaklah kalian (para wanita) tinggal dan menetap di rumah_rumah kalian" itu dimaksudkan juga asrama TN Putri ??


Allah menjelaskan rumah rumah kalian dengan lafadz yang mudah dimengerti dan bisa dipahami oleh orang yang mendengarnya, kenapa harus membebankan diri dalam memahaminya bahwa ayat tersebut juga mencakup  " asrama TN putri"


Dan tentunya yang dipahami secara urf' (hakekat apa yang dikenal dan diketahui manusia akan penggunaan menurut kebiasaan mereka), bahwa rumah itu adalah dalam kepemilikannya sendiri, atau kepemilikan orang tuanya, atau milik suaminya, yang mana mereka menempatkan sebagai tempat tinggal untuk wanita dan tinggal didalamnya bersama mahramnya, suaminya, dan anak_anaknya.


🖋️ Berkata Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah : 


فيجب على العبد ان يعظم ألفاظ الكتاب والسنة، فلا يحمل كلام الله ورسوله إلا على ما عرف انه أراده، لا على ما يحتمله ذلك اللفظ فى كلام كل أحد.


"Maka wajib atas seorang hamba untuk mengagungkan lafadz_lafadz Al Qur'an dan sunnah, sehingga ia tidak membawa firman Allah dan sabda rasulNya kecuali di atas apa yang diketahui (secara urf), bahwa Allah dan RasulNya menginginkan makna tersebut, bukan atas apa yang masih mengandung kemungkinan pada ucapan setiap orang.


📚 Kitabul Iman hal 33.


Berarti ungkapan "asrama TN putri mengambil hukum rumah" bagaikan orang :


 يريد أن يكيل البعر والذهب بمكيال واحد يسوي فيه بينهما.


Yang ingin menakar kotoran hewan dan emas dengan satu takaran, dia samakan antara keduanya pada satu takaran.


2️⃣.Sisi kedua 


 Ketauhilah wahai para pembaca " semoga Allah merahmati kalian" 


Berhati hatilah kalian dari hizbiyyah, yakni fanatiknya seseorang kepada kelompoknya, anggotanya, atau golongannya, atau pemimpinnya, sehingga mencocoki mereka dalam amalan, hawa nafsu, pemikiran mereka dalam menentang Al Haq.


Dan hizbiyyah itu sendiri akan mewariskan pada pelakunya kebodohan.


🖋️Berkata Imam Al_Allamah Muqbil Al_Wadi'iy  rahimahullah : 


وأخيرا أنصحكم بترك الحزبية التى اورثتكم الذل والجهل، بل البلادة، وخير الهدي هدي محمد صلى الله عليه وسلم.وَمَن كَانَ فِى هَٰذِهِۦٓ أَعْمَىٰ فَهُوَ فِى ٱلْءَاخِرَةِ أَعْمَىٰ وَأَضَلُّ سَبِيلًا


"Dan yang terakhir, aku nasehatkan kalian meninggalkan hizbiyyah yang akan mewarisi pada kalian kehinaan, kejahilan, dan kepandiran, dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad shalallahu alaihi wa sallam. Dan Allah berfirman ; 

Dan barangsiapa yang buta (hatinya) di dunia ini, niscaya di akhirat (nanti) ia akan lebih buta (pula) dan lebih tersesat dari jalan (yang benar) (surah Al isra' ayat 72)


📚 Al_makhraj minal fitan hal 272.


Dan kejahilan itu sebagai akibat dan hukuman dari Allah karena  kibr' (kesombongan) dan keberpalingan dari al_ haq.


Allah berfirman :


سَأَصْرِفُ عَنْ ءَايَٰتِىَ ٱلَّذِينَ يَتَكَبَّرُونَ فِى ٱلْأَرْضِ بِغَيْرِ ٱلْحَقِّ وَإِن يَرَوْا۟ كُلَّ ءَايَةٍ لَّا يُؤْمِنُوا۟ بِهَا وَإِن يَرَوْا۟ سَبِيلَ ٱلرُّشْدِ لَا يَتَّخِذُوهُ سَبِيلًا وَإِن يَرَوْا۟ سَبِيلَ ٱلْغَىِّ يَتَّخِذُوهُ سَبِيلًا ۚ ذَٰلِكَ بِأَنَّهُمْ كَذَّبُوا۟ بِـَٔايَٰتِنَا وَكَانُوا۟ عَنْهَا غَٰفِلِينَ


Aku akan memalingkan orang-orang yang menyombongkan dirinya di muka bumi tanpa alasan yang benar dari ayat_ayatKu. Mereka jika melihat tiap-tiap ayat(Ku), mereka tidak beriman kepadanya. Dan jika mereka melihat jalan yang membawa kepada petunjuk, mereka tidak mau menempuhnya, tetapi jika mereka melihat jalan kesesatan, mereka terus memenempuhnya. Yang demikian itu adalah karena mereka mendustakan ayat-ayat Kami dan mereka selalu lalai dari padanya.(Surah Al_A'raf ayat 146).


Dan ketahuilah, semua orang dari kalangan ahli bathil, walaupun dari mereka ada yang menghafalkan Al Qur'an, Bukhari, Muslim, dan matan matan ilmiyyah, akan tetapi mereka itu senang menghiasi syubhat mereka dengan dalil. Akan tetapi setelah diperiksa dan diteliti,  justru menunjukkan akan kebodohan mereka terhadap dalil, dan apa yang ditunjukkan oleh dalil, dan bahkan kebanyakan dalil yang mereka gunakan setelah tersingkap dari sisi pendalilan dan pengambilan hukum, justru dalil itu sebagai hujjah atas mereka, dan menyerang balik mereka dengan dalil tersebut.


🖋️ Berkata Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah (Setelah disebutkan syubhat Abi Bakr Ar_razi kepada beliau) : 


هذا السؤال يدل على جهل قائله بما يقع فيه بنو آدم من الضلال وبالأدلة البينة التي تبين فساد الأقوال الباطلة.


Dan soal tersebut (dari syubhat Abi Bakr Ar_Razi) menunjukkan akan jahilnya orang yang mengucapkannya, dengan apa yang bani adam terjatuh didalamnya berupa kesesatan dan dengan dalil dalil yang jelas, yang menjelaskan akan rusaknya ucapan yang bathil tersebut.


📚 Al_Jawab As_Shahih 3/325.


Dan dalil dalil yang dipakai dari kalangan ahlu bathil,  Syaikhul Islam rahimahullah mengatakan : 


هى عند التأمل حجة عليهم لا لهم.


Ketika hujjah mereka dicermati, diperhatikan dengan seksama, justru dalil itu sebagai hujjah atas mereka (sebagai bomerang dan hantaman balik buat mereka), bukan untuk menguatkan mereka.


📚 Majmu' Al_Fatawa 6/254.


3️⃣.  Sisi ketiga : 


Ucapan mereka : 


Uang kertas dengan emas dan perak, bahwa yang kertas mengambil hukum emas dan perak dalam jual beli dan riba, karena ada persamaan antara keduanya di satu titik yang bergantung padanya hukum' yaitu hal yang berharga, dan persamaan ini tidak tergugurkan karena ada sisi perbedaan di antara keduanya, uang kertas itu harganya pada  nominalnya, sementara emas dan perak itu harganya pada timbangan.


Uang kertas bisa dilipat, sedangkan emas dan perak tidak bisa......dan seterusnya.


Kita katakan : 


 *Heran dan menakjubkan sekarang mereka membawa permasalahan kiyas, untuk pembolehan asrama TN putri.* 


Dan mereka malu_malu mengatakan kiyas secara terang-terangan, akan tetapi diungkapkan dengan dengan ibarat lain yaitu " karena adanya kesamaan di antara kedua hal, dan ketemu di satu titik (yang berkaitan dengannya suatu hukum)" Tapi yang diinginkan sebenarnya dengan ibarat tersebut adalah kiyas.


Perhatikan ibarat mereka !!! Yang mana dari ibarat tersebut mencakup 4 rukun kiyas itu sendiri yaitu asal, cabang, illaat, dan hukum


▪️Karena kesamaan diantara dua hal (maksudnya itu adalah asal dan cabang).


▪️Dan bertemu di satu titik ( maksudnya itu adalah illat).


▪️Yang berkaitan dengannya suatu hukum (maksudnya itu adalah yang mengharuskan suatu hukum).


Apa sebabnya mereka tidak terang_terangan mengatakan itu adalah kiyas tapi diungkapkan dengan ibarat lain?.


Karena mungkin dengan beberapa alasan ?


1. Karena mereka tahu, kalau istilah kiyas yang akan digunakan nanti,  akan nampak bahwa itu kiyas yang bathil (sebab asrama TN putri adalah perkara bid'ah dalam agama, bertentangan dengan Al Qur'an dan hadits dan jalannya salaful ummah, dan juga bertentangan dengan makna yang teranggap, sehingga bagaimana bisa dikiyaskan dengan "rumah_rumah kalian" sebagaimana dalam ayat).


2. Sebab mereka tahu bahwa ayat "hendaklah kalian (para wanita) tinggal dan menetap dalam rumah_rumah kalian" adalah ayat yang muhkam (sudah jelas maknanya) dan perintah Allah terhadap kaum mukminat, adalah merupakan perintah ibadah /  ta'abbudi mah'do (sekedar menjalankan perintah Allah dan tidak diketahui hikmahnya oleh akal kita) sehingga tidak bisa dikiyaskan atasnya. Makanya tidak ada jalan bagi mereka untuk memalingkan yang sudah jelas kecuali dengan ibarat yang lain, bukan dengan istilah kiyas.


3. Mereka sengaja memberikan syubhat, kerancuan dan kesamaran, bahwa tidak dipersyaratkan sesuatu mengambil hukum sesuatu yang lain, harus menyerupainya dari segala sisi, karena memang kiyas tidak dipersyaratkan antara kedua hal tersebut sama dari segala sisi, seperti halnya uang kertas dikiyaskan dengan emas dan peras.


4. Supaya mereka bisa menta'wil ayat "hendaklah kalian para wanita tinggal dan menetap dalam rumah_rumah kalian"  yang menyelisihi hawa nafsu mereka.


5. Supaya mereka bisa mengalahkan atas hujjah yang haq dan melimpahkan atas ucapan yang shahih dengan ibarat tersebut, yang mana hakekat dari ibarat tersebut adalah 


كلمة الحق أريد بها الباطل


Kalimat yang benar tapi diinginkan dengannya kebathilan.


Dan beginilah yang namanya kebathilan, ia tidak akan laris kecuali di bumbui sedikit dengan kebenaran.


Dan Allah telah berfirman  tentang ahli kitab : 


ياأَهْلَ الْكِتَابِ لِمَ تَلْبِسُونَ الْحَقَّ بِالْبَاطِلِ وَتَكْتُمُونَ الْحَقَّ وَأَنْتُمْ تَعْلَمُونَ


Hai Ahli Kitab, mengapa kalian mencampur adukkan yang haq dengan yang bathil, dan menyembunyikan kebenaran, padahal kamu mengetahuinya. (Surah Al_Imran ayat 71)


Perlu diketahui bahwa mata uang kertas berlaku juga hukum riba, karena dikiyaskan terhadap emas dan perak. Karena syariat menghukumi berlakunya riba pada emas dan perak, karena keduanya antara emas, perak dan uang kertas adalah sesuatu yang berharga (tsamaniyyah dan dipakai sebagai mata uang dalam bermuamalah dengannya).


Dan harga sesuatu dahulu diperkirakan dengan emas dan perak, dan ini menyerupai mata uang kertas zaman sekarang.


Berarti illat (sebab hukumnya) adalah tsamaniyyah / yang berharga, karena maksudnya sebagai barometer yang dengannya diketahui kadar terhadap harta, dan dipakai sebagai alat jual beli.


👉🏼 Menurut mereka : jadi para ulama berdalilkan dengan kiyas dalam penyamaan antara perak dan emas dengan uang kertas, (padahal uang kertas dan emas tidak sama dari semua sisi dan ada perbedaan) akan tetapi uang kertas mengambil hukum emas dan perak dalam perihal jual beli dan riba, dan ini juga semisal seperti kiyasnya asrama TN putri dengan rumah _ rumah kalian dalam ayat, bahwa asrama TN putri mengambil hukum rumah.(walaupun asrama TN putri tidak sama dengan rumah dari semua sisi)....itu menurut persangkaan mereka!.


Thoyyib.


Kita katakan : 


Perlu diingatkan kembali apa itu kiyas?


Jadi kiyas itu : 


ان نسوي الفرع بالأصل فى حكمه من اجل انهما متفقان فى العلة الموجبة للحكم.


"Kita menyamakan cabang dengan asal pada hukumnya, dikarenakan keduanya bersatu dalam illat (sebab) yang mengharuskan pada hukum tersebut".


📚 Syarh Al_ushul min Ilmi Ushul 541


Maka yang diinginkan dari kiyas adalah penyamaan hukum karena ada illat (sebab) yang sama antara sesuatu yang disebutkan hukumnya secara jelas dalam agama,  yang dikenal sebagai hukum asal atau masalah utama,  dengan suatu yang tidak dijelaskan hukumnya dalam agama (masalah far'u / cabang).


Dan illat (sebab hukum) itu pengertiannya adalah: 


المعنى الذي ثبت بسببه حكم الأصل.


Makna atau sifat yang hukum utama (asal) tetap dengan sebabnya.


📚 Syarh Al_Ushul min Ilmil Ushul.


Dan tidak ada perbedaan antara illat (sebab hukum) dan hikmah.


🖋️ Berkata Al_,Allamah Al_Utsaimin rahimahullah : 


ليس بينهما فرق....لأن العلة تكون هى الغاية وقد تكون هى السبب 


Tidak ada perbedaan antara hikmah dan illat , sebab illat itu kadang bermakna tujuan atau maksud dari suatu hukum (hikmah) dan illah iti juga kadang bermakna sebab.


📚 Syarh Mandzumah Ushulul Fiqh hal 141.


Misalkan :


Alasan penetapan illaat (sebab) hukum riba pada emas dan perak adalah karena keduanya memiliki harga dan dipakai dalam jual beli, sehingga pada far'u (cabang) yaitu pada mata uang kertas, illatnya sama (memiliki harga dan dipakai dalam jual beli), sehingga uang kertas mengambil hukum terhadap emas dan perak, dalam artian berlaku pada uang kertas riba' .


👉🏼Tapi kita lihat dan perhatikan apakah asrama TN putri itu (sebagai far'u atau cabang) mengambil hukum asal yaitu rumah rumah kalian  sebagaimana dalam ayat???


Apakah terpenuhi syarat kiyas ?? : 


Diantara syarat kiyas : 


 ان يكون لحكم الأصل علة معلومة.


Bahwa pada hukum asal ada illat (sebab hukum atau suatu hikmah)  yang diketahui.


Karena setiap hukum hukum Allah itu punya illah (sebab hukum atau suatu hikmah), akan tetapi akal kita kadang kurang dalam mengetahui illah_illah hukum tersebut. Kalau akal kita ini kurang dalam menjangkau dan mengetahui illat tersebut,  maka ini dinamakan hukum secara ta'abbudi, maksudnya adalah tidak ada bagi kita terhadap hukum tersebut kecuali hanya untuk beribadah dan menjalankan perintah saja.


Ta'abbudi sebagaimana yang disebutkan oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah : 


هو الحكم الشرعي الذي لا تدرك له حكمة.


Hukum syari'i yang hikmah terhadap hukum tersebut tidak diketahui (atau dijangkau oleh akal ).


📚 Syarhul Umdah lisyaikhul Islam 2/443_444.


Atau dikenal dengan istilah ta'abbudi mah'dho  adalah : 


هو الذي ليس فى العقل ما يحث عليه او يغري به.


Yang tidak ada pada akal yang mendorong atas ibadah tersebut atau   gemar serta terpikat melakukannya (karena tidak diketahui akan sebab dan hikmahnya,  hanya sekedar menjalankan perintah, dan tunduk serta menerima dengan sepenuh hati terhadap perintah tersebut, _ pent')


📚 Syarh Al_Ushul min 'ilmil Ushul hal 562.


Sebab yang namanya ibadah itu kadang terhadap hukumnya tidak diketahui illatnya (sebabnya), maka yang seperti ini seorang melakukannya dalam rangka ta'abbud makdho (beribadah dan menjalankan perintah saja), sebab kebanyakan manusia berusaha menetapkan suatu illat, yang akhirnya illat itu cacat.


Maka jika hukum asal adalah ta'abbudi, maka tidak boleh dikiyaskan atasnya.


🖋️Berkata Syaikh Al_Utsaimin rahimahullah : 


فإذا كان حكم الأصل تعبديا محضا لم يصح القياس عليه 


Maka jika hukum asal ta'abbudi mahdo' maka tidak shahih kiyas atasnya.


👉🏼Sekarang ketika Allah memerintahkan para wanita untuk tinggal dan diam menempati rumah_rumah mereka :


وقرن فى بيوتكن.


"Hendaklah kalian (para wanita) tinggal dan diam menetapi rumah_rumah kalian"


Apakah mereka mengetahui illat (sebab hukumnya atau hikmahnya) dari perintah tersebut, kenapa para wanita diperintahkan untuk tinggal diam dan menetap dalam rumah mereka ????


Tentu jawabannya :  illatnya tidak diketahui.


Berarti tidak boleh mengkiyaskan asrama TN putri dengan rumah_rumah kalian dalam ayat.


Maka jika akal terhalangi untuk mengetahui illat (sebab) dari suatu hukum, maka kiyas terhadapnya terhalang.


Dan jika kita bersandar pada nash, maka akan terputus pertikaian di antara kaum mukminin, dan hanya saja orang kafir itu suka berdebat, akan tetapi seorang mukmin ketika mendengar perintah Allah adalah tunduk, menerima sepenuh hati dan tidak ada pilihan lain.


Allah berfirman :


وَمَا كَانَ لِمُؤْمِنٍ وَلَا مُؤْمِنَةٍ إِذَا قَضَى ٱللَّهُ وَرَسُولُهُۥٓ أَمْرًا أَن يَكُونَ لَهُمُ ٱلْخِيَرَةُ مِنْ أَمْرِهِمْ ۗ


Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka (Surah Al_Ah'zab ayat 36)


Contoh lain yang merupakan ibadah murni (ta'abbud mah'dho) : 


Makan daging onta membatalkan wudhu.

Dari hadits Jabir Radhiallahu Anhu : 


سئل النبي صلى الله عليه وسلم أنتوضأ من لحوم الإبل ؟ قال : نعم 


 “Nabi sallallahu’alaihi wa sallam ditanya : Apakah kami berwudu dari (memakan) daging onta?” Beliau menjawab: “Ya”.  [HR. Muslim, no. 360]


Apakah daging burung onta (Burung yang punya kaki panjang dan leher panjang) boleh dikiyaskan dengan daging onta karena penyerupaan burung onta dengan onta??


Berkata Syaikh Al _ Utsaimin rahimahullah ; 


هذا القياس غير الصحيح.


Ini kiyas tidak shahih.


Padahal kalau dilihat ada keserupaan, walaupun tidak sama dari semua sisi misalkan keserupaan dalam hal kakinya panjang, dan lehernya panjang, sama sama di makan.


Kenapa tidak boleh dikiyaskan pada daging onta, jika memakannya akan membatalkan wudhu atau dengan kata lain daging burung onta mengambil hukum daging onta ??


لأن نقض الوضوء بأكل لحم الابل  تعبدي مخض على راي جمعور العلماء, ..وإذا كان تعبديا محضا فليس له علة معلومة ، فيمتنع الإلحاق.


Karena wudhu batal dengan makan daging onta adalah ta'abbudi makhdo (hanya sekedar menjalankan perintah) menurut jumhur ulama , dan jika itu adalah ta'abbud mahdho, maka hukum asal itu tidak punya illat (sebab hukum) yang diketahui, sehingga terhalangi untuk diikutkan padanya hukum.


📚 Lihat syarh Al Ushul 564.


Berarti memakan daging burung onta tidak mengambil hukum memakan daging onta yaitu membatalkan wudhu.


Kemudian contoh yang lain : 


Dari Abu Qotadah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,


إذَا دَخَلَ أَحَدُكُمْ الْمَسْجِدَ فَلَا يَجْلِسْ حَتَّى يُصَلِّيَ رَكْعَتَيْنِ


“Jika salah seorang dari kalian memasuki masjid, maka janganlah dia duduk sampai dia mengerjakan shalat sunnah dua raka’at (shalat sunnah tahiyatul masjid).” (HR. Bukhari)


Apakah juga mengambil hukum shalat tahiyyatul masjid jika seseorang ingin duduk di mushala (baik itu mushalla bermakna lapangan atau surau kecil yang ada di hotel atau ditempat kerja) ?


Padahal ada kesamaan masjid dengan mushalla dari beberapa sisi : tempat yang dipersiapkan untuk orang shalat lima waktu, tempat berkumpulnya kaum muslimin, dipakai berdzikir...


Tentu jawabannya adalah tidak ada tahiyyatul masjid bagi siapa yang ingin masuk dalam mushalla/lapangan dan ingin duduk.


Kenapa mushalla tidak mengambil hukum masjid untuk shalat tahiyyatul masjid?


فإذا كان حكم الأصل تعبديا محضا لم يصح القياس عليه 


Maka jika hukum asal ta'abbudi mahdo' maka tidak shahih kiyas atasnya.


Kita melakukan tahiyyatul masjid hanya dalam rangka ibadah dan menjalankan perintah ketika masuk masjid dan tidak ada illat (sebab hukum) yang diketahui.


Berarti mushalla tidak mengambil hukum masjid diantaranya shalat Sunnah dua rakaat.


Berarti ungkapan " asrama TN putri mengambil hukum rumah" adalah bagaikan seseorang :


 يريد أن يكيل البعر والذهب بمكيال واحد يسوي فيه بينهما.

Yang ingin menakar kotoran hewan dan emas dengan satu takaran, dia ingin menyamakan keduanya pada satu takaran.


4️⃣.Sisi keempat


ketauhilah wahai para pembaca semoga Allah merahmati kalian.


Hizbiyyah atau ta'ashshubnya seseorang pada kelompoknya, golongannya, atau pada seseorang sehingga mencocokinya dalam amalan, hawa nafsu mereka dan pemikiran mereka dalam menentang Al Haq, pasti akan ada disisinya penyelisihan terhadap sunnah dan salaf, yang akan diketahui dengannya pada keadaan sekarang atau akan datang, dan *akan mendatangkan perkara_perkara yang aneh dan mengherankan.* 


🖋️Berkata Asy_Syaikh Ahmad An_Najmi rahimahullah : 


لكن هؤلاء الحزبيون هم الذين أتوا بالأمور الغرائب.


"Akan tetapi mereka orang hizbiyyun merekalah yang mendatangkan perkara perkara yang aneh.


📚 Al_fatawa Al_Jaliyyah 1/66


Dan ketahuilah : 


 هذه الصورة من معهد تربية النساء،  لا يعرف عن أحد من السلف سلكها، لأن هذه الطريقة طريقة مبتدعة



Dan bentuk ini dari Ma'had TN (dengan model nginap tanpa mahram), tidak diketahui dari seorang salaf pun ada menempuhnya, sebab jalan tersebut adalah jalan mub'tadiah (para ahli bid'ah).


Wahai para pembaca semoga Allah merahmati kalian, jangan pernah ridha terhadap diri kalian dengan belenggu taklid buta bahwa semua apa yang dikatakan si Fulan, itulah yang benar, walaupun sudah jelas jelas menyelisihi dalil, dan thariqah manhaj salaf (misalkan asrama TN putri)


🖋️Berkata Asy_Syaikh Ahmad An_Najmi rahimahullah tentang qutbiyyin terhadap Sayyid Qutub:


يتخذون كل ما قاله فى كتبه حقا وصوابا وإن خالف الأدلة وباين منهج السلف.


Mereka menjadikan semua apa yang ditulisnya dalam buku-bukunya itulah yang Haq dan benar, walaupun menyelisihi dalil dan berbeda dengan manhaj salaf 


📚Al_Maurid Al_Udzb hal  221


🖋️Dan beliau juga berkata tentang orang yang terkena pemikiran hizbiyyah : 


لأنهم  يعرفون كلام الله ويخالفونه ويعرفون سنة رسول الله ويخالفونها، يعرفون نهج السلف الصالح ويخالفونه.


"Sebab mereka mengetahui kalamnya Allah, sementara mereka menyelisihinya, dan mengetahui Sunnah Rasulullah shalallahu alaihi wasallam dan mereka menyelisihinya, dan mengetahui jalan salafus_shalih dan mereka menyelisihinya.


📚 Ar_radd Al_Muhbir hal 25


Asrama TN putri sangat jelas  menyelisihi jalannya kaum mukminin, dan hendaknya jangan kita merasa lapang dengan apa yang shalafulshaleh tidak kerjakan.


🖋️ Berkata Syaikhuna Al_Allaamah  Yahya Al_Hajury hafidzahullah : 


فوالله ما برغب عن المنهج السلفي إلا انسان مشاق، يقول الله تعالى : ومن يشاقق الرسول....وأنا من انسان يعارض هذا الكلام أن يأتي ببرهان يثبت ان سبيل المؤمنين غير سبيل الصحابة، فسبيل المؤمنين هو كتاب الله وسنة رسوله وفهم الصحابة ومن تبعهم فهم المؤمنون وقمة المؤمنين وذروة المؤمنين، اما يسعنا ما وسعهم وان نكون امة واحدة.


Maka demi Allah, tidaklah yang membenci manhaj salaf kecuali orang yang melakukan penentangan, Allah berfirman : 


وَمَن يُشَاقِقِ ٱلرَّسُولَ مِنۢ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُ ٱلْهُدَىٰ وَيَتَّبِعْ غَيْرَ سَبِيلِ ٱلْمُؤْمِنِينَ نُوَلِّهِۦ مَا تَوَلَّىٰ وَنُصْلِهِۦ جَهَنَّمَ ۖ وَسَآءَتْ مَصِيرًا


Dan barangsiapa yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mukmin, Kami biarkan ia leluasa terhadap kesesatan yang telah dikuasainya itu dan Kami masukkan ia ke dalam Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali.(Surah An_Nisa 115).


Dan aku menuntut dari seorang yang menentang akan ucapan Allah ini, agar mendatangkan burhan untuk menetapkan bahwa jalannya kaum mukminin bukan jalannya para sahabat. Jalannya kaum mukminin adalah kitabullah dan Sunnah RasulullahNya dengan pemahaman sahabat dan siapa yang mengikuti mereka dengan baik, merekalah kaum mukminin dan mereka adalah puncaknya kaum mukminin, dan ketahuilah, akan melapangkan diri kita dengan perkara yang membuat mereka lapang.


📚Adh'rar Al_Hizbiyyah hal 23_24


Wahai para pembela kebathilan  : 


إن كنتم مشفقون على هؤلاء المجروحين فاذهبوا اليهم فانصحهم بتقوى الله وترك الحزبية وأن يعاونوا اهل السنة في حرب الحزبيين.


Jika kalian menaruh simpati dan rasa belah kasihan terhadap mereka yang telah di jarh (di cela karena suatu kebid'ahan atau hizbiyyah ) maka kalian pergilah pada mereka, dan nasehatilah mereka untuk bertakwa kepada Allah dan untuk meninggalkan hizbiyyah, dan kalian tolonglah ahli sunnah dalam memerangi para hizbiyyin.


📚 Qam'u Al_Mu'anid hal 73.


5️⃣. Sisi kelima


Wahai para pembaca semoga Allah merahmati kalian.


Berhati hati kalian dan waspadalah terhadap ahlu_ ra'yu (ashabu_ra'yi) yaitu kaum yang lebih mendahulukan dan mengedepankan kiyas dan pemikiran mereka daripada dalil-dalil syar'i. Dan bila nampak pertentangan antara dalil dan akal, mereka lebih mendahulukan akal daripada dalil. 


Umar bin Khattab Radhiyallahu Anhuma berkata :


إياكم والرأي  فإن أصحاب الرأي أعداء السنن ، أعيتهم الأحاديث أن يعوها وتفلتت منهم أن يحفظوها ، فقالوا في الدين برأيهم

'Berhati_hati kalian akan ra'yu manusia, karena ashabu ra'yu adalah musuh terhadap sunnah, hadits hadits melemahkan mereka dan tidak mampu untuk menghafalnya lalu mereka pun berkata dalam agama dengan pemikiran mereka. 


📚Syarh Usul Iktiqad Ahl Al-Sunnah, al-La'lika'i, lihat juga dalam At_tankil 1/37


Shahibu ra'yi (orang yang mengedepankan akal dalam menolak dalil) akan menjadi penyebab asal muasal fitnah, dikarenakan mengikuti hawa nafsunya.


🖋️Berkata Al-Imam ibnu Qoyyim Al-Jauziyyah rahimahulloh :


الرأي المخالف للسنة جهل ﻻ علم,هوى ﻻ دين.فصاحبه ممن اتبع هواه بغير هدى من الله 


"Pendapat yang menyelisihi As-Sunnah adalah suatu kebodohan bukan ilmu, hawa nafsu bukan agama, dan pelakunya termasuk dari orang yang mengikuti hawa nafsu tanpa petunjuk dari Allah.


📚kitab ighotsatul lahfan 2/139


🖋️ Beliau juga mengatakan : 


 وأصل كل فتنة إنما هو من تقديم الرأي على الشرع والهوى على العقل 

 

 "Asal semua fitnah adalah mengedepankan pemikiran daripada syariat, serta mengedepankan hawa nafsu daripada akal sehat.


📚 Ighatsatul Lahafan.


🖋️Berkata Imam Ahmad rahimahullah : 


أكثر ما يخطئ الناس من جهة التاويل والقياس


Kebanyakan apa yang membuat manusia salah, itu dari sisi takwil dan kiyas.


📚 Kaedah fil Istih'san hal 74.


Wahai para pembaca semoga Allah merahmati kalian.


الرأي المذموم منشؤه الهوى ثم يقدم هذا الهوى على الدليل.


Pemikiran yang tercela itu tumbuhnya dari hawa nafsu, dan kemudian pemikiran tersebut akan mengedepankan hawa nafsu dari dalil.


Dan telah lewat penjelasannya pada beberapa artikel sebelumnya bahwa asrama TN putri menyelisihi kitab dan sunnah, dan apa yang shalaful ummah berada diatasnya dan menyelisihi makna yang teranggap terhadap lafadz rumah_rumah kalian.


🖋️ Berkata Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah : 


إنما القياس والراي الذي يهدم الإسلام ويحلل الحرام ويحرم الحلال هو ما عارض الكتاب والسنة او ما كان عليه سلف الأمة او معاني ذلك المعتبرة، ثم مخالفته لهذه الأصول على قسمين.


Sesungguhnya kiyas dan pemikiran yang menghancurkan Islam dan menghalalkan yang haram dan mengharamkan yang halal, adalah apa yang bertentangan terhadap kitab dan sunnah atau apa yang shalaful ummah berada diatasnya atau makna yang teranggap, kemudian penyisihannya terhadap prinsip pokok (Ushul) tersebut di atas terbagi  dua bagian : 


١. ان يخالف أصلاً مخالفة ظاهرة بدون أصل آخر


Menyelisihi Ushul (pokok) dengan penyelisiihan yang nampak tanpa Ushul yang lain.


٢. أن يخالف الأصل بنوع التاويل، وهو فيه مخطئ بأن يضع الإسم على غير موضعه او على بعض موضعه او يرعى فيه مجرد اللفظ دون اعتبار المقصود والمعنى.


Menyelisihi Ushul dengan jenis takwil , dan dia salah dalam takwilnya, dengan menempatkan nama atas selain tempatnya atau pada sebagian tempatnya, atau sekedar perhatian lafadz tanpa melihat maksud dan makna dari lafadz tersebut


📚 Bayanud_dalil 'ala buth'lan at_tah'lil hal 237_238.


Dan kita bukan tipe orang yang menyempurnakan pemahaman fiqh dengan ra'yi sebagaimana penduduk Kufah,  yang disebutkan oleh Imam Al_Mua'llimy 


🖋️ Berkata Al_Mua'llimy rahimahullah : 


الكوفيون نشئوا على الأحاديث التى عرفوها من رواية الصحابة الذين كانوا عندهم ثم حاولوا تكميل فقههم بالرأي وجروا على مقتضاه، ثم كانوا إذا جاءهم بعد ذلك حديث بخلاف ما قد جروا عليه وألفوه تلكئوا فى قبوله وضربوا له الأمثال.


Penduduk Kufah mereka tumbuh di atas hadits hadits yang mereka mengetahuinya dari riwayat sahabat, yang para sahabat di sisi mereka, kemudian mereka berusaha menyempurnakan fiqh mereka dengan ra'yi (akal) dan mereka berjalan atas keharusan dari akal tersebut, kemudian penduduk Kufah jika datang pada mereka setelah itu hadits yang menyelisihi apa yang mereka berjalan diatasnya dan mereka sudah terbiasa dengannya, maka mereka pun lambat dalam menerimanya dan membenturkan pada hadits tersebut dengan permisalan.


📚 Al_Anwar Al_kasyifah hal 178.


Dan imam muallimy menjelaskan tentang ahli ra'yi dan bukan untuk memberi udzur terhadap mereka, dan ini bukan hanya khusus untuk penduduk khufah tapi untuk seluruh penduduk kota.


Sebagaimana amalan ahli Kufah yang tidak berjalan di atas jalan salaf.


Dan Husain bin Abdurrahman (dari penduduk Kufah) tatkala disengat kalajengking ketika shalat, Said Bin Jubair menanyakan padanya tentang apa yang mendorongnya melakukan hal tersebut (meminta ruqyah).


Dia membawakan hadits Nabi 


لا رقية إلا من عين او حمة.


Tidak ada ruqyah kecuali karena 'ain atau terkena sengatan


Maka said pun memberikan udzur terhadapnya.


Kemudian Said pun berkata : 


 قد احسن من انتهى الى ما سمع.


Alangkah baiknya orang yang beramal sesuai dengan nash yang telah didengarnya.


Kemudian Said Bin Jubair menunjukkan padanya hadits yang lebih sempurna, yaitu hadits Ibnu Abbas : 70 ribu orang masuk surga tanpa hisab dan adzab, Diantaranya : 


ولا يسترقون


Mereka itu adalah orang yang tidak pernah minta di ruqyah.(HR Imam Bukhari  no 1133)


Dan juga diantara bentuk keserampangan dari kalangan Hanafiyah dalam menolak hadits  misalkan hadits tentang khiyar majlis.


Sebab Ali  bin Al_Madiny ketika dia meriwayatkan dari Sufyan bin Uyainah, bahwa ia menceritakan pada penduduk Kufah tentang hadits Ibnu Umar dari nabi shalallahu alaihi wasallam


الْبَيِّعَانِ بِالْخِيَارِ مَا لَمْ يَتَفَرَّقَا 


“Kedua orang penjual dan pembeli masing-masing memiliki hak pilih (khiyar) selama keduanya belum berpisah (dalam satu majlis) . ” (Muttafaqun ‘alaih. HR. Bukhari no. 2079 dan Muslim no. 1532).


Maka penduduk Kufah pun menceritakan hadits tersebut pada abu Hanifah, 


Maka ia berkata : 


ليس هذا بشيء أريت إن كانا فى السفينة؟


Tidak ada sesuatu pada hadits ini, bagaimana pendapatmu seandainya penjual dan pembeli berada dalam satu perahu ??


Maka Ali Al_Madini rahimahullah berkata : 


إن الله سائله عما قال.


Sungguh Allah akan menanyakan padanya apa yang telah diucapkan.


📚 Diriwayatkan oleh Imam Al_Baihaqi 5/272.


Maksud sebelum  berpisah dalam satu majlis adalah dikembalikan pada urf (standar kebiasaan setempat) yaitu sudah berpisah dari tempat melakukan transaksi, satu sama lain pergi dan saling membelakangi.


Begitu pula halnya dengan firman Allah 


وقرن فى بيوتكن


Masih saja ada yang bertanya : 


أرأيت إن كن فى معهد تربية النساء 


Bagaimana pendapatmu jika mereka para wanita tinggal dan menetap di asrama TN putri?


Maka kita mengikuti apa yang telah diucapkan oleh Imam  Ali Al-madiniy 


إن الله سائله عما قال.


Sungguh Allah akan menanyakan padanya apa yang telah diucapkan.


Ini menunjukkan bahwa ahli ra'yi mereka melemahkan kemuliaan nash_nash dalam jiwa mereka, sehingga akhirnya mereka pun mendatangkan pada nash nash tersebut dengan berbagai kemungkinan_kemungkinan dan takwil yang dibenci serta kiyas yang rusak, sehingga mereka pun akhirnya menyangka bahwa nash adalah dzhan (persangkaan) setelah mereka mendatangkan kemungkinan dan takwil yang dibenci serta kiyas yang rusak, karena itulah mereka akan berpaling dari nash dengan akal dan pemikiran mereka.


Sebagai penutup : 


Wahai para pembaca semoga Allah merahmati kalian, dan melindungi diri kalian dari julukan AbuTsamud.


🖋️Berkata Ahmad bin Abdirrahman an-Nasafi:


كان مشايخنا يسمون أبا بكر بن إسماعيل، أبا ثمود، لأنه كان من أصحاب الحديث، فصار من أصحاب الرأي، يقول الله تعالى: ("وأما ثمود فهديناهم فاستحبوا العمى على الهدى")


"Dahulu guru-guru kami menjuluki Abu Bakar bin Isma'il (dengan julukan) Abu Tsamud. Karena dia dulunya termasuk dari ahli hadits, lalu dia menjadi ahlu_ra'yu. Allah Ta'ala berfirman:


وأما ثمود فهديناهم فاستحبوا العمى على الهدى


"Adapun kaum Tsamud Kami telah berikan kepada mereka hidayah lalu mereka lebih menyukai buta (kesesatan) dibandingkan hidayah..." (Q.S. Fushshilat: 17)


📚 Lihat Syarafu Ash_habil Hadits 75


نسأل الله السلامة والعافية


✍🏻 Di susun  :


Abu Hanan As-Suhaily.


15 Safar 1443 - 23 /9/  2021


Repost:

Http://t.me/assunnah_takalar


Sumber:

Ikuti NashihatuLinnisa' di TELEGRAM  

https://t.me/Nashihatulinnisa

17.9.21

Rudud Ala Abi Hazim Sampung

 عن أم المؤمنين عائشة رضي الله عنها قالت : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم :من أحدث في أمرنا هذا ما ليس منه فهو رد  رواه البخاري ومسلم


https://t.me/Rudud_Ala_Abi_Hazim

15.9.21

HIZBUL JADID TN BID'AH ALA ABI HAZIM

 𝘿𝙖𝙛𝙩𝙖𝙧 𝙃𝙞𝙯𝙗𝙪𝙡 𝙅𝙖𝙙𝙞𝙙 𝚍𝚊𝚛𝚒 𝙺𝙰𝙻𝙰𝙽𝙶𝙰𝙽 𝙷𝙸𝚉𝙱𝚄𝚃 𝚃𝙽 :


- 𝗔𝗯𝘂 𝗛𝗮𝘇𝗶𝗺 𝗠𝘂𝗵𝘀𝗶𝗻 𝗯𝗶𝗻 𝗠𝘂𝗵𝗮𝗺𝗺𝗮𝗱 𝗕𝗮𝘀𝗵𝗼𝗿𝘆

- 𝗔𝗯𝘂 𝗔𝗿𝗾𝗼𝗺 𝗠𝘂𝘀𝗵𝗹𝗶𝗵 𝗯𝗶𝗻 𝗠𝘂𝗵𝗮𝗺𝗺𝗮𝗱 𝗕𝗮𝘀𝗵𝗼𝗿𝘆

- 𝗔𝗯𝘂 𝗠𝘂𝗾𝗯𝗶𝗹 𝗔𝗹𝗶 𝗔𝗯𝗯𝗮𝘀 𝗠𝗮𝗻𝗴𝗸𝘂𝘁𝗮𝗻𝗮

- 𝗔𝗯𝘂 𝗔𝗯𝗱𝗶𝗹𝗹𝗮𝗵 𝗠𝘂𝗵𝗮𝗺𝗺𝗮𝗱 𝗔𝘀𝗻𝘂𝗿 𝗞𝗲𝗻𝗱𝗮𝗿𝘆

- 𝗔𝗯𝘂 𝗠𝗮𝘀'𝘂𝗱 𝗟𝗮𝗺𝗼𝗻𝗴𝗮𝗻

- 𝗔𝗯𝘂 𝗔𝗯𝗱𝗶𝗹 𝗠𝗮𝗹𝗶𝗸 𝗔𝗯𝗱𝘂𝗹 𝗔'𝗹𝗮

- 𝗔𝗯𝘂 𝗔𝘄𝘄𝗮𝗯 𝗔𝗱𝗶𝗯 𝗯𝗶𝗻 𝗡𝗮𝗱𝗶𝗿 𝗕𝗮𝗵𝗺𝗲𝗱. 


هداهم الله


Kami bertanya kepada Ustadzuna. Apakah mereka bertiga (𝘆𝗴 𝘁𝗲𝗿𝗮𝗸𝗵𝗶𝗿) itu termasuk juga Hizbut TN  ? 


Beliau Berkata :

Na'am masuk. 


Faedah : Al Ustadz Shiddiq Abu Abdurrahman Al Bughisy حفظه الله

Sumber: Fawaid Sulteng

14.9.21

FITNAH MUHAMMAD BIN HIZAM AL HIZBIY AL YAMANI

 KESESATAN MUHAMMAD AL IMAM = MUHAMMAD BIN HIZAM = AHMAD BANAJAH HADAHUMULLAH


"Merinci dalam menghajr mubtadi'" 


Dan ini telah tertera bantahannya dalam bantahan atas Muhammad Al Imam 


Pada kitab "Mishbah Adz Dzulam" karya Syaikh Yusuf Al Jazairiy hafidzahullah


Dan Tanzih As Salafiyyah karya Syaikh Sa'id Da'as rahimahullah 


Dan selainnya


Dan bantahan atas Muhammad bin Hizam pada risalah "Tadhyiiqi Al Hinaq" karya Syaikh Bakr Al Hammadiy hafidzahullah 


Dan "Daf'ul Baliyyah" karya Syaikh Yusuf Al Jazairy hafidzahullah.


KARENA ITU DIDAPATI MAJLIS MEREKA "GADO-GADO" DAN BERMUDAH-MUDAH NGISI DI MESJID HIZBIYYUN 


RANTINGNYA DI INDONESIA ADALAH SI MUBTADI' ABU HAZIM DAN KOMPLOTANNYA


@markiztoraut

FITNAH AHMAD BANAJA AL-MUBTADI'

 *بسم الله الرحمن الرحيم*


*MUQODDIMAH SEPUTAR FITNAH AHMAQ BA NAJAH*


🎙️ *Al Ustadz Abu Abdirrohman Shiddiq Al Bughisi حفظه الله*


*Download Audio :*

https://t.me/dars_ustadz_siddiq_markiz_toraut/942


*Pada kesempatan ini, telah datang risalah dari sebagian ikhwah meminta kepada kami untuk menerjemahkan bantahan Syaikh Abu Hamzah Hasan Ba Syu'aib حفظه الله تعالى terhadap seseorang yang kurang kerjaan yang bernama Ahmad Banajah*


*Ahmad Banajah telah lalu sebenarnya, beberapa bulan yang lalu, atau setengah tahun kurang lebih, kita menjelaskan FITNAH nya dari MUMAYYI', lembek baik itu dalam perkara peremehan nya terhadap gambar makhluk bernyawa, demikian membela dan merangkul Rodja, Abdurrohman yongkie dan teman² nya dan selainnya dari beberapa ucapan² yang menyimpang*


*ketika kami MENTABDI' Abu Hazim Hadahullah, dia pun muncul seakan² menjadi pahlawan, pahlawan kesiangan, ingin membela Abu Hazim, keluarkan tantangan untuk Shiddiq katanya, mana hujjah mu, padahal hujjah kami telah tersebar, di Channel kami tentang tabdi' kepada Abu Hazim dan beberapa penyimpangan nya,*


*maka kami jawab bahwasanya Ahmad Banajah telah lalu tentang dia belum beres, tentang kritikan manhaji atas nya yang lalu dan tantangan itu sebelum dia ucapkan kami telah jelaskan dan silahkan mereka yang menyampaikan ke dia bahwasanya kami mentabdi' Abu Hazim, silahkan di lengkapi pengabaran nya bahwasanya alasan kami ini dan itu dari ucapan kami yang tersebar di Channel, Alhamdulillah, itu jawaban kami, karena Ahmad Banajah di sisi kami bukan siapa², di tambah lagi sangat tampak kecondongan nya kepada pembelaan Abu Hazim, Ahlul Bida', di tambah lagi dengan qoidah² tamyi'i yang ada pada diri nya, seakan tidak memberikan perhatian sama sekali pada diri nya*


*katanya dia mau angkat ke Syaikh Yahya, angkat!!!, angkat saja silahkan!!!, kami tidak pernah takut, hanya saja kami tidak yakin bahwasanya dia akan mengangkat kepada Syaikh Yahya, siapa dia?, tidak di kenal, dan bukan siapa², dan bukan kami sombong, akan tetapi itu hakikat nya*


*kemudian dia pun mengeluarkan yaitu kurang lebih dua hari atau satu hari yang lalu, mengatakan bahwasanya kami lari untuk mengemukakan pendapat kami kepada Syaikh Yahya, sejak kapan kami lari?, tidak!!!, tidak sama sekali, ini dusta juga,*


*dan bahwasanya mengatakan kami adalah pembawa fitnah dan seterusnya, pembawa fitnah di sisi Ahmad Banajah yang amar ma'ruf nahi mungkar, yang bikin bid'ah bukan pembuat fitnah, jadi Ahmad Banajah otak nya terbalik, pembuat fitnah itu (yang membuat kemungkaran), adapun respon untuk mengingkari Kemungkaran, bukan pembawa fitnah, mengingkari Kemungkaran dan memvonis nya sesuai dengan haq nya setelah nasehat, tegakkan hujjah, Abu Hazim Muqollid, yang punya cuma modal taqlid, Syaikh Fulan Syaikh Fulan, kibar kibar, omong kosong*


*Ahlissunnah itu adalah seseorang yang prinsip nya Alquran dan As-sunnah berdasarkan pemahaman salaful ummah, bukan fatwa, bukan fatwa!!!,*


*Fatwa tanpa landasan dalil, di gigit, di pegang erat² Abu Hazim, dalil tidak punya, manhaj salaf tidak ada, kemudian dia menganggap dirinya Ahlussunnah???, mimpi,*


*satu dua hari berlalu, Allah subhanahu wa ta'ala menghendaki membela orang² yang beriman,*


*Dia sendiri (Ahmad Banajah) yang mengeluarkan omong kosong nya lagi untuk mencela salah seorang Ulama Ahlissunnah yaitu Syaikh Abu Hamzah Hasan Ba Syu'aib di sertai dengan celaan nya atau sindiran nya kepada Syaikh Abu Hatim Yusuf Al Jazairy dan juga Syaikh Abu Bakar Al Hammadiy*


*Syaikh Yusuf Al Jazairy حفظه الله تعالى ini memiliki jasa yang besar dalam fitnah barmakiy, fitnah Abdurrohman Al Adaniy, memiliki bantahan² yang di puji dan di sanjung oleh Syaikhuna Yahya حفظه الله تعالى, kadang dia (Ahmad Banajah) menyindir dan menjatuhkan nya, sementara dia tidak tahu, apa??? , mana mauqif nya yang gemilang dalam fitnah yang lalu ??? , tidak ada!!!*


*sekarang di Indonesia bikin kacau, sekarang dia kembali ke Aden di Yaman, bikin kacau lagi, jadi siapa sebenarnya pengacau?, kami atau Ahmad Banajah?,*


Oleh Al-Ustadz Abu Abdirrahman Shiddiq Al-Bughisiy حفظه الله تعالى